PT Pelindo Indonesia II atau IPC telah menggelontorkan sekitar Rp1,5 triliun dari total investasi pembangunan terminal Kijing senilai Rp2,7 triliun.
Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya memproyeksikan dengan kucuran dana tersebut, penyelesaian tahap pertama bisa rampung pada Agustus 2020.
“Saat ini sudah mencapai sekitar Rp1,5 triliun dari total Rp2,7 triliun. InsyaAllah Agustus ini selesai tahap 1,” jelas Elvyn, Minggu (1/3/2020).
Elvyn membeberkan proyek terminal Kijing menjadi salah satu dari fokustiga rencana ekspansi dan penyelesaian IPC pada tahun ini. Sejauh ini, tuturnya, progres pembangunan pada tahap pertama telah mencapai 45 persen.
Elvyn menjabarkan Kijing direncanakan sebagai pelabuhan terintegrasi.Pelabuhannya, sebut dia, akan terdiri atas pelabuhan multi purpose, personal multi purpose terminal container, terminal bulk.
Pelindo II melengkapi terminal dengan fasilitas bongkar muat cair (liquid) selain peti kemas dan multipurpose. Terlebih, di kawasan sekitar terminal banyak produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
IPC juga telah merancang adanya area industri pada bagian belakang terminal tersebut.
Keberadaan area industri tersebut untuk memudahkan memproduksi barang-barang tertentu sehingga mempermudah dan memperbanyak arus keluar masuk barang.
Setelah selesai secara keseluruhan, Terminal Kijing diproyeksikan mampu menangani bongkar muat peti kemas sebanyak 1,95 juta TEUs per tahun. Adapun, kapasitas terminal cair mencapai 12,1 juta ton per tahun.
Kapasitas curah kering mencapai 15 juta ton per tahun. Sementara, kapasitas terminal multipurpose sebesar 1 juta ton per tahun.
Selain terminal Kijing, IPC pada tahun ini akan menyelesaikan terminal Kali Baru di Jakarta Utara dan segera memulai pengembangan pembuatan kanal di jakarta atau Tanjung Priok – Bekasi yang khusus untuk mendistribusikan barang-barang melalui kanal tersebut.
Di luar itu, IPC tengah menawarkan sejumlah proyek untuk kemungkinan bekerja sama dengan pelabuhan pelabuhan lain di Asean.
Elvyn mengatakan salah satunya adalah kerja sama lebih jauh dengan operator pelabuhan di Malaysia, yakni Sabah dan Serawak.
“Selain itu kami harapkan Sabah ini juga bisa bekerja sama dengan kita untuk peningkatan arus balik keluar masuk antara Indonesia – Malaysia khususnya Malaysia Timur, yaitu Sabah dan Serawak,” jelas Elvyn.
Sumber Bisnis, edit koranbumn