PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni mendorong kolaborasi operasi dengan sejumlah perusahaan pelayaran swasta dalam negeri hingga main line operator (MLO). Contohnya, MLO milik China yaitu Cosco, Swier di Singapura, dan Maersk.
Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut Pelni Yossianis Marciano mengatakan bahwa kolaborasi operasi dengan beberapa MLO diharapkan bisa menyeimbangkan proporsi antara pendapatan perseroan dari penugasan negara dan komersial.
“Kita mau shipping collaboration baik dari dalam negeri maupun swasta asing. Ada juga BUMN asing, misalnya Cosco itu BUMN perusahaan pelayaran China yang kini mau membalap Maersk jadi nomor satu,” ujarnya
Yossi, sapaannya, mengungkap bahwa Cosco menjadi salah satu dari sejumlah MLO yang kini dihampiri untuk berdiskusi. Rencana kolaborasi dengan MLO asing akan mulai direalisasikan pada 2023.
Nantinya, kolaborasi juga masih akan berfokus pada angkutan curah kering, baru lanjut ke peti kemas dan lain-lain.
“Besok kita meeting sama Cosco, mau kita seriusin. Jumat, meeting sama Maersk. Kita yang visit ke kantor mereka biar kenal Pelni,” ungkapnya.
Kolaborasi tersebut juga, lanjut Yossi, diharapkan bisa ikut menekan biaya logistik di Indonesia yang sebesar 23 persen terhadap PDB. Sebelumnya, Pelni pun telah berkolaborasi dengan swasta dalam negeri seperti Temas maupun Meratus untuk menyukseskan program Tol Laut.
Salah satu contoh potensi kolaborasi lain Pelni dan operator swasta ke depannya, ungkap Yossi, yakni untuk bisa mendukung keperluan pasokan batu bara PT PLN (Persero).
“Ini starts next year. Kita akan mulai dengan chartering atau sewa kapal,” ungkapnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn