PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni selalu berupaya maksimal dalam menghubungkan masyarakat dan kebutuhan logistik melalui konektivitas transportasi laut untuk meningkatkan nilai ekonomi dan sosial masyarakat kepulauan di Indonesia.
Baru-baru ini Pelni tengah mengkaji kemungkinan masuknya KM Dorolonda, salah satu dari 26 kapal penumpang milik Pelni, untuk menambah rute pelayaran menuju Kabupaten Pulau Morotai.
Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut Pelni Masrul Khalimi mengungkapkan, sebagai Badan Usaha Milik Negara, Pelni senantiasa berkontribusi pada pertumbuhan nilai ekonomi dan sosial masyarakat.
Menurutnya, Pelni siap membantu menghubungkan konektivitas wilayah Morotai dengan daerah lain sehingga akses transportasi masyarakat dan pengangkutan logistik dari dan menuju Morotai semakin mudah. “Kajian ini masih kami bahas dan akan diusulkan kepada Kementerian Perhubungan,” tutur Masrul dalam siaran resmi, Minggu (01/11).
Sebagai informasi, rute pelayaran KM Dorolonda, kapasitas angkut 2000 penumpang, saat ini adalah Tanjung Priok – Surabaya – Makassar – Bau Bau – Namlea – Ambon – Ternate – Bitung (PP). Adapun hingga Oktober 2020, lebih dari 87.700 penumpang telah diangkut menggunakan KM Dorolonda.
Selain itu, sejak September 2020, melihat meningkatnya antusiasme dan pertumbuhan pengusaha lokal di wilayah Morotai, Pelni telah menambah satu kapal tol laut untuk mengakomodir kebutuhan pengiriman logistik dari Morotai. Sebelumnya kapal tol laut yang dioperasikan Pelni yakni KM Logistik Nusantara 3 telah melayani wilayah Morotai. Kini KM Logitsik Nusantara 6 masuk ke Morotai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Mendukung hal tersebut, pada Juli 2020 baik Pelni dan Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai juga telah diberikan penghargaan oleh Kementerian Perhubungan dalam kontribusinya untuk mendorong dan memfasilitasi pelayanan dalam pengembangan program tol laut di Indonesia.
“Sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri transportasi laut, Pelni berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam mendukung dan meningkatkan nilai sosial serta ekonomi masyarakat terutama di wilayah 3TP melalui perannya sebagai agen pembangunan dalam menghubungkan konektivitas laut di Indonesia,” tambah Masrul.
Dengan masuknya KM Lognus 6 ke Morotai, Masrul meyakini dapat menjawab kebutuhan pengusaha lokal Morotai yang belakangan semakin bertumbuh. KM Lognus 6 sendiri memiliki kapasitas angkut untuk muatan terisi penuh mencapai 250 TEUs, jauh lebih besar dari KM Lognus 3 yang hanya berkapasitas 120 TEUs.
Sebagai informasi, Trayek T-10 yang dilayani KM Lognus 6 melayari Tanjung Perak – Tidore – Galela – Buli – Maba – Weda – Tanjung Perak. Namun untuk Triwulan IV-2020, KM Lognus 6 melanjutkan perjalan dari Tidore menuju Morotai. Sementara KM Lognus 3 sudah melayari rute Morotai sejak 2017 sebagai trayek T-15 dengan rute Tanjung Perak – Makassar – Jailolo – Morotai – Tanjung Perak.
Sementara itu hingga Oktober 2020 Pelni mencatat muatan kapal tol laut mencapai 6.444 Teus. “Adapun muatan terbesar dihasilkan oleh rute T-15 yang dioperasikan oleh KM Lognus 3 sebesar 1.782 Teus dan rute T-10 yang dioperasikan oleh KM Lognus 6 sebesar 1.049 Teus. Angka ini masih akan terus meningkat hingga akhir Oktober nanti,” tambah Masrul.
Pelni sebagai Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak pada bidang transportasi laut hingga saat ini mengoperasikan 26 kapal penumpang dan menyinggahi 83 pelabuhan serta melayani 1.100 ruas.
Selain angkutan penumpang, Pelni juga mengoperasikan 45 trayek kapal perintis untuk melayani mobilitas penduduk di daerah 3TP dengan total 275 pelabuhan dengan 3.739 ruas yang dilayani. Pelni juga mengoperasikan 20 kapal Rede serta 4 kapal barang, 7 kapal tol laut dan 1 kapal khusus ternak.
Sumber Kontan, edit koranbumn