PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni memperkirakan hanya mampu mencapai target pendapatan dan penumpang sekitar 30 persen dari rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) periode 2020.
Direktur Utama Pelni Insan Purwarisya L. Tobing memprediksi hingga akhir 2020 jumlah penumpang yang mampu diangkut hanya sekitar 32 persen dan realisasi pendapatan diperkirakan hanya 31 persen dari target pada tahun ini. Adapun, dari 113 ruas yang dilayani sebanyak 96 persen jumlah kapal menangani penugasan dari pemerintah.
“Prediksi realisasi yang akan kami dapatkan jumlah penumpang hanya bisa 1,7 juta orang dari target 4,8 juta orang. Pendapatan dengan biaya, dari prognosa realiasi 2020 yang kami prediksi bahwa jumlah penumpang kenaikan tidak signifikan,” jelasnya, Rabu (29/4/2020).
Selain itu, dia menambahkan dengan anggaran subsidi yang diberikan oleh pemerintah hanya mencapai 50 persen maka pada akhir 2020 pelni akan mengalami kerugian hingga Rp862 miliar.
“Ini yang kami harapkan angka PSO [public service obligation]/subsidi yang diberikan tidak kurang dari yang sudah dianggarkan, sehingga kerugian kami tidak terlalu besar,” ujarnya.
Pihaknya menuturkan jumlah penumpang sepanjang triwulan I/2020 masih cukup baik dan sejalan dengan RKAP. Akan tetapi, pada April ini penurunannya akan drastis yang diproyeksikan sekitar 15 persen dari target yang diharapkan.
Menurutnya, dengan turunnya pendapatan akan menjadi perhatian Pelni untuk mengerakan kapal dalam membawa barang-barang di wilayah pelayaran.
Sumber Bisnis, edit koranbumn