PT Pertamina (Persero), PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan berbagai tugas dalam pengembangan industri baterai untuk kendaraan listrik.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan perseroan siap membangun pabrik electric vehicle (EV) battery atau baterai kendaraan listrik bersama Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Menurutnya, kehadiran investasi asing di industri akan memperkuat daya saing di pasar internasional.
Dia menuturkan, Pertamina akan masuk ke bisnis pembangunan pabrik baterai EV dalam kerja sama strategis. Nantinya, Inalum bakal fokus di sektor hulu sebagai pemasok bahan baku sedangkan PLN fokus di sektor hilir sebagai distributor.
“Pertamina di tengah-tengah menyiapkan prosesnya,” ujarnya lewat siaran pers, Rabu (14/10/2020).
Nicke mengungkapkan baterai lithium ion yang akan diproduksi tidak hanya untuk transportasi. Produk itu menurutnya bisa digunakan di wilayah terpencil perumahan atau wilayah yang tidak memerlukan kapasitas storage besar.
“Semacam backup power system yang bersifat modular,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara Zulkifli Zaini menyatakan perseroan tidak hanya bekerja sama dengan BUMN untuk mempersiapkan industri hingga produk baterai kendaraan listrik.
Korporasi setrum milik negara itu mengklaim telah berkolaborasi dengan lembaga terkait dan produsen otomotif yang masuk pasar Indonesia.
“Terutama dalam menyiapkan infrastrukturnya berupa stasiun pengisian listrik,” jelasnya.
Untuk diketahui, Holding BUMN Pertambangan berkongsi dengan Pertamina dan PLN untuk mendirikan perusahaan induk di bidang baterai kendaraan bermotor listrik.
Group CEO MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan bahwa proses pembentukan Indonesia Battery Holding (IBH) tersebut saat ini tengah berjalan. Nantinya, IBH akan terlibat dalam bisnis pembuatan baterai kendaraan bermotor mulai dari sektor hulu ke hilir.
“Rencana partisipasi BUMN dalam rantai nilai value chain EV [electric vehicle] baterai, MIND ID dan Antam akan lebih berperan di hulu, yang di intermediate ada Pertamina, dan di hilir ada PLN. Untuk mengontrol dari hulu ke hilir itu berjalan akan dibuat, sekarang lagi proses, Indonesia Battery Holding,” ujarnya dalam webinar, Selasa (13/10/2020).
Sumber Bisnis, edit koranbumn