Selain bisnis Angkutan Penumpang dan Barang, PT Kereta Api Indonesia (Persero) juga terus mengoptimalkan pengusahaan asetnya melalui bisnis Komersialisasi Non Angkutan. Upaya tersebut KAI lakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui banyaknya aset potensial yang dimiliki KAI untuk diusahakan.
Salah satu bentuk Komersialisasi Non Angkutan KAI diantaranya berupa kerja sama pemanfaatan aset stasiun, sarana, ROW (right of way), Non ROW, maupun museum. Untuk kerja sama pemanfaatan aset di stasiun, masyarakat dapat memanfaatkan berbagai titik stasiun seperti ruangan, bangunan, gedung, gudang, dan tanah untuk lokasi promosi, minimarket, gudang, cafe, ATM, dan sebagainya.
“Dalam rangka mempermudah layanan kepada masyarakat yang saat ini menyewa kios, rumah dinas, atau memasang iklan di aset KAI, saat ini pembayaran dapat dilakukan dengan lebih mudah dan praktis melalui berbagai saluran, seperti bank dan melalui gerai-gerai Alfamart, Indomaret dan Kantor Pos. KAI bekerja sama dengan Alfamart dalam kemudahan pembayaran sewa aset KAI dengan memberikan diskont khusus, selama periode transaksi bulan September dan November 2024, ada potongan sebesar Rp10.000 bagi penyewa aset KAI yang melakukan pembayaran di Gerai Alfamart. Potongan ini berlaku per transaksi di lebih dari 20.000 Gerai Alfamart,” ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba.
Anne menambahkan, untuk pembayaran di Alfamart, setiap transaksi tunai dibatasi maksimal Rp 2.450.000 per transaksi. Sedangkan untuk pembayaran dengan kartu debit batas maksimalnya adalah Rp5.000.000 per transaksi.
“Sedangkan untuk transaksi di Kantor Pos atau bank, pembayaran dapat dilakukan dengan nominal berapapun. KAI berharap, inisiatif ini dapat mempermudah mitra KAI dalam melakukan pembayaran tepat waktu,” kata Anne.
Anne menjelaskan bahwa pendapatan KAI di sektor Komersialisasi Non Angkutan menunjukkan tren positif dalam kurun tiga tahun terakhir. Di tahun 2021, pendapatan KAI di sektor tersebut adalah 448,3 miliar. Di tahun 2022, pendapatan KAI pada sektor non angkutan mengalami peningkatan yaitu 653,7 miliar atau naik 45,8% dibanding tahun sebelumnya. Angkanya kembali mengalami peningkatan pada tahun 2023 menjadi Rp700,4 miliar atau naik 7,1% dibanding tahun 2022.
“Untuk kerja sama pemanfaatan aset di stasiun, masyarakat dapat memanfaatkan berbagai titik stasiun seperti ruangan, bangunan, gedung, gudang, dan tanah untuk lokasi promosi, minimarket, gudang, cafe, ATM, dan sebagainya. Adapun untuk kerja sama pemanfaatan aset berupa sarana, KAI menyediakan kereta makan, kereta wisata, entertainment on board, mesin perawatan jalan rel dan prasarana penunjang, serta Jasa Balai Yasa/Dipo,” terang Anne.
Sementara untuk pemanfaatan ROW atau aset KAI yang berada di sepanjang jalur kereta api aktif, Anne mengatakan KAI bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan aset tersebut seperti untuk penanaman fiber optik, pipa air, pipa gas, dan pipa minyak. Sedangkan untuk Non ROW atau aset KAI yang berada di luar wilayah stasiun dan ROW, aset-aset KAI dapat dimanfaatkan sebagai kantor, rumah makan, parkir, dan sebagainya.
“Aset KAI lainnya yang dapat dikerjasamakan pemanfaatannya berupa museum, bangunan bersejarah, wifi (advertising slot), kegiatan shooting/pemotretan, event/activation, serta naming rights stasiun untuk memberikan kesempatan kepada mitra yang ingin membranding stasiun yang KAI kelola dengan brand atau produknya,” tambah Anne.
Ia juga mengatakan hampir seluruh aset KAI dapat dimanfaatkan masyarakat dengan skema kerja sama.
“Pada prinsipnya pemanfaatan aset dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu operasional kereta api dan tidak mengubah status kepemilikan pada aset yang dimanfaatkan. Inovasi terus dilakukan KAI di sektor Komersialisasi Non Angkutan. Di kawasan stasiun, KAI melakukan digitalisasi baik media informasi maupun iklan. Tenant-tenant di stasiun juga KAI rapikan untuk meningkatkan nilai estetika dan kebermanfaatan stasiun termasuk ruang untuk UMKM-UMKM,” tutup Anne. (Public Relations KAI)