PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB) yang mengelola Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, menggelar kegiatan peletakan batu pertama (groundbreaking) di Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Lokasi ini merupakan STA 75+820 Jalan Tol Yogyakarta-Bawen yang masuk dalam Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo.
Turut menghadiri prosesi groundbreaking yaitu Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian, Sekretaris Daerah DIY Raden Kadarmanta Baskara Aji, Direktur Utama Lembaga Manajemen Aset Negara Basuki Purwadi, Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Triono Junoasmono, Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur serta Direktur Utama PT JJB Oemi Vierta Moerdika.
Sekretaris Daerah DIY R. Kadarmanta Baskara Aji menyampaikan rasa bahagia dan bangganya atas sejarah groundbreaking jalan tol pertama di DIY. Harapannya, dengan dibangunnya jalan tol penghubung DIY, Jawa Tengah dan daerah sekitarnya di Pulau Jawa, akan memperlancar transportasi barang, logistik maupun penumpang.
“Sehingga kita bisa memanfaatkan Bandara Yogyakarta International Airport dengan optimal serta destinasi wisata di DIY juga dapat dikunjungi dengan mudah oleh masyarakat. Kita berharap, jalan tol ini juga membawa kesejahteraan bagi masyarakat, karena dengan adanya jalan tol akan lebih mudah, cepat dan efisien,” ujar Aji.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian menyampaikan bahwa pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen memiliki tantangan yang cukup tinggi karena tetap harus menjaga daerah heritage dan kelestarian lingkungan, trase yang melewati potensi gempa, sungai lahar dingin hingga wilayah mata air yang harus dijaga.
“Dalam membangun jalan tol ini kita harus cepat, tapi juga tetap harus menjaga kualitas/mutu, memastikan keselamatan konstruksi hingga menggunakan produk-produk dalam negeri. Kita percaya pembangunan jalan tol ini dapat meningkatkan peran kota Yogyakarta sebagai hub perkembangan ekonomi di Jawa bagian Selatan,” tutur Hedy.
Jalan Tol Yogyakarta-Bawen memiliki total panjang 75,82 Km dengan periode konsesi selama 40 tahun dan nilai investasi sebesar 14,26 Triliun. Jalan tol ini akan melintasi Provinsi Jawa Tengah sepanjang 68,17 Km dan DIY sepanjang 7,65 Km.
Direktur Utama PT JJB Oemi Vierta Moerdika menjelaskan, dalam pembangunannya, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen dibagi menjadi 6 seksi, yaitu Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo sepanjang 8,25 Km, Seksi 2 Banyurejo- Borobudur sepanjang 15,26 Km, Seksi 3 Borobudur-Magelang sepanjang 8,08 Km, Seksi 4 Magelang- Temanggung sepanjang 16,46 Km, Seksi 5 Temanggung-Ambarawa sepanjang 22,56 Km dan Seksi 6 Ambarawa-Bawen sepanjang 5,21 Km.
“Hingga saat ini, progres pembebasan lahan untuk Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo sepanjang 8,25 Km telah mencapai 92,28%. Sedangkan, progres pembebasan lahan untuk keseluruhan Seksi 1 s.d Seksi 6 adalah sebesar 10,45%,” ujar Oemi.
Sesuai dengan target dan prioritas pembangunan di proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, proses konstruksi akan dimulai segera di Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo yang ditargetkan rampung pada Kuartal IV Tahun 2023. Seksi 1 ditargetkan mulai beroperasi di awal tahun 2024 yang akan terhubung dengan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Yogyakarta International Airport di Junction Sleman. Oemi menambahkan, jika pembebasan lahan sesuai dengan target, maka prioritas konstruksi selanjutnya adalah Seksi 2 Banyurejo- Borobudur, Seksi 3 Borobudur-Magelang dan Seksi 6 Ambarawa-Bawen yang ditargetkan selesai pada Kuartal II Tahun 2024.
“Seksi 2 dan Seksi 3 nantinya akan terhubung dengan Seksi 1 yang telah beroperasi terlebih dahulu. Sedangkan untuk Seksi 6 juga akan diprioritaskan karena lahan lebih siap di wilayah Bawen yang terkoneksi dengan Jalan Tol Semarang-Solo, serta juga dikelola oleh anak usaha Jasa Marga, PT Trans Marga Jateng,” tambahnya.
Sementara itu konstruksi untuk Seksi 4 Magelang-Temanggung dan Seksi 5 Temanggung-Ambarawa direncanakan rampung pada Kuartal IV Tahun 2024 yang akan melengkapi pengoperasian Jalan Tol Yogyakarta-Bawen secara penuh. Hal ini menyesuaikan dengan rencana alokasi dana pembebasan lahan dari Pemerintah serta menimbang kondisi medan yang berupa perbukitan sehingga harus dilakukan pembangunan tunnel/terowongan sepanjang 500 meter di Seksi 5.
“Menindaklanjuti arahan Menteri PUPR terkait aspek menjaga kelestarian lingkungan hidup, maka pada Seksi 5 kami membangun konstruksi tunnel/terowongan yang menembus wilayah perbukitan, berlokasi di STA 20+300 s.d STA 20+800. Tidak hanya itu, kami juga membangun konstruksi elevated sepanjang 4,4 Km di atas Selokan Mataram yang merupakan cagar budaya Yogyakarta,” tutup Oemi.
Jalan Tol Yogyakarta-Bawen tergabung dalam Proyek Strategis Nasional untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan infrastruktur. Jika sudah beroperasi penuh, perjalanan dari Semarang menuju Yogyakarta atau sebaliknya akan menjadi lebih cepat, dari sebelumnya memakan waktu 3 jam menjadi hanya 1,5 jam. Pembangunan jalan tol ini diharapkan dapat melancarkan distribusi barang dan jasa, pengembangan industri dan pariwisata serta meningkatkan konektivitas khususnya di sisi selatan Pulau Jawa.