Kementerian BUMN tengah menyiapkan pembentukan holding BUMN pangan agar pengelolaan pangan dalam negeri dapat lebih kuat. Model bisnis dengan adanya holding yang terkonsentrasi dinilai dapat memperkuat sektor pangan nasional yang berdampak positif pada ketahanan pangan.
Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansury, mengatakan, para BUMN dituntut untuk tidak hanya bisa menghasilkan profit, namun juga manfaat ekonomi sosial bagi masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan restrukturisasi dan inovasi bisnis model yang baru lewat pembentukan holding BUMN pangan.
“Dalam mendukung ketersediaan pangan, harus diintegrasikan dari hulu ke hilir sehingga terbangun rantai nilai yang lebih baik. Untuk bangun itu kita harus konsolidasikan BUMN-BUMN yang sekarang berada di dalam klater pangan,” kata Pahala dalam Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian 2021, Senin (11/1).
Menurutnya, antar BUMN meskipun dalam satu sektor masih cenderung berjalan sendiri. Oleh sebab itu, pemerintah meyakini holding pangan akan memberikan efisiensi bisnis antar BUMN pangan. Selain itu, kerja sama dengan holding BUMN pangan di sektor lainnya maupun dengan perusahaan swasta dalam dan luar negeri akan lebih terbuka.
“Kita pun berharap setelah holding nanti terbentuk dan melakukan restrukturisasi, holding BUMN pangan bisa menjadi produsen pangan kelas dunia,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT RNI (Persero), Arief Prasetyo Adi, mengatakan, RNI akan fokus menuntaskan proses pembentukan holding BUMN pangan. Maksimal ditargetkan selesai pada Januari 2021. Sebagai catatan, RNI ditunjuk pemerintah untuk menjadi induk holding BUMN pangan.
Arief menjelaskan, Holding BUMN Pangan akan beranggotakan para perusahaan pelat merah yang kini telah masuk ke dalam BUMN Klaster Pangan. Di antaranya yakni PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Pertani (Persero), PT Perinus (Persero), Perum Perindo, PT PPI (Persero), PT BGR (Persero), PT Berdikari (Persero), serta PT Garam (Persero), serta PT RNI (Persero).
Ia menuturkan, perusahaan yang yang masih berstatus Perum akan dinaikkan menjadi Persero. Selanjutnya, Sang Hyang Seri dan Pertani akan dimerger, begitu pula Perinus dan Perindo yang juga dimerger. Sehingga, nantinya akan terdapat lima anggota Holding BUMN Pangan bersama 11 anak usaha RNI.
Menurut dia, Kementerian BUMN semula menargetkan Holding BUMN Pangan bisa tuntas pada Desember 2020. Namun, kemungkinan baru bisa tercapai paling lambat pada bulan Januari tahun depan. Menurut Arief, banyak proses yang harus dilalui terutama soal teknis pendataan aset masing-masing perusahaan.
“Kita mensegerakan holding tapi prosesnya harus benar dan ini harus satu persatu sembilan BUMN kita laporkan ke Kementerian Keuangan perihal portofolionya,” kata Arief.
Arief menuturkan, ketika holding sudah terbentuk, Kementerian BUMN telah menyiapkan matriks rencana kerja holding. Hal itu tentu akan dikerjakan sesuai rencana jika nantinya holding telah resmi terbentuk. “Ini perlu waktu dan cita-cita kita memang membuat holding pangan supaya menjadi efektif dan efisien,” ujarnya.
Sumber Republika, edit koranbumn