PT Inalum (Persero) atau Inalum Operating berupaya mengejar target produksi 300.000 ton aluminium per tahun pada 2024 di tengah pemutakhiran teknologi mesin produksi yang sedang berlangsung.
Deputy Sekretaris Perusahaan Inalum Mahyaruddin Ende menjelaskan pada tahun ini perseroan dalam proses mengganti mesin lama pada pabrik reduksi dengan mesin yang baru produksi China. Teknologi mesin ini berpotensi membuat aliran listrik pada mesin baru menjadi lebih besar sehingga pada akhirnya kapasitas produksi akan meningkat.
“Saat ini uji mesin masih berlangsung, dan ditargetkan uji coba mesin selesai tahun ini,” jelas dia saat media visit ke Kantor Pusat Pabrik Peleburan Inalum, Kuala Tanjung, Batu Bara, Sumatra Utara, Selasa (29/3/2022).
Sepanjang 2021, Inalum mencatat kinerja produksi aluminium sebesar 243 ribu ton dengan tingkat penjualan sebesar 218 ribu ton.
Menurut Mahyaruddin, perseroan tetap mengoptimalkan efektivitas operasional pabrik peleburan aluminium dengan menjaga seluruh rantai bisnis tetap berjalan. Perseroan menjaga rantai pasok bahan baku hingga kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai sumber energi utama.
Pencapaian kinerja produksi didukung oleh optimalnya kinerja tiga fasilitas utama pabrik peleburan aluminium yakni pabrik karbon, reduksi, dan pencetakan. Pada 2021, rata-rata operasional tungku tercatat sebanyak 458 unit dari total 510 unit atau 90 persen dari kapasitas terpasang di pabrik reduksi.
Sebagai informasi, Inalum mengelola komoditas aluminium dengan diversifikasi produk ingot, alloy dan billet. Inalum Operating merupakan satu-satunya pabrik peleburan aluminium di Indonesia. Pada 2020, perusahaan tercatat memiliki pangsa pasar aluminium domestik sebesar 50 persen.
Adapun produksi aluminium ingot Inalum saat ini memiliki kapasitas 170 ribu ton per tahun. Kemudian aluminium foundry alloy memiliki kapasitas 45.000 ton per tahun. Serta aluminium billet memiliki kapasitas 30.000 per tahun.
Pada 2022, perseroan menargetkan bisa melakukan produksi aluminium hingga 229 ribu ton dengan target penjualan mencapai 249 ribu ton.
Sumber Bisnis, edit koranbumn