PT Angkasa Pura II (Persero) memperkenalkan konsep biosecurity management dan biosafety management di sektor kebandarudaraan nasional dalam menghadapi tantangan berat COVID-19.
Kedua konsep itu merupakan upaya dalam menjamin kesehatan bagi traveler dan pekerja/staf di 19 bandara.
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan hal ini sekaligus langkah nyata perseroan dalam menciptakan atmosfer yang dapat menjaga kepercayaan serta keyakinan publik terhadap sektor penerbangan.
“Ini juga merupakan upaya PT Angkasa Pura II agar penerbangan tetap optimal berkontribusi dalam mendukung aktivitas masyarakat serta mendukung perekonomian,” jelas Muhammad Awaluddin.
Adapun biosecurity management dijalankan untuk melindungi publik dari bahaya COVID-19, dengan program:
1. Physical distancing: kewajiban menjaga jarak di setiap area bandara
2. Health screening: pemeriksaan suhu tubuh, pengecekan hasil rapid test/PCR test
3. Passenger touchless processing: lebih banyak fasilitas tanpa sentuhan, misalnya di elevator, toilet, area parkir kendaraan dan area lainnya
4. Facility cleanliness: disinfeksi rutin seluruh fasilitas bagu penumpang
5. People protection: kewajiban penggunaan alat pelindungdiri (APD) misalnya masker bagi setiap orang di terminal, baik traveler mau pun staf bandara
Sementara itu lewat biosafety management, PT Angkasa Pura II memiliki program:
1. Biohazard Precautions: Upaya pencegahan dan tindakan perlindungan kesehatan pengguna jasa bandara dari ancaman wabah virus Covid-19.
2. Environment screening: Menjaga agar lingkungan tetap bersih dan sehat misalnya penerapan sirkulasi udara yang baik, penggunaan UV sterilizer, serta ke depannya penggunaan plasma cluster dan HEPA filter di terminal
3. Testing lab facilities: Bandara Soekarno-Hatta rencananya akan memiliki fasilitas laboratorium guna melakukan pengetesan COVID-19 terhadap traveler
4. Infrastructure sterilization: Dilakukan disinfeksi di setiap bangunan di bandara
5. Public health assurance: bandara perseroan memiliki protokol penanganan di bandara bagi pihak yang terindikasi terinfeksi COVID-19
“Penerapan biosafety dan biosecurity management harus dilakukan secara simultan, tidak bisa sendiri-sendiri, karena kedua konsep tersebut saling melengkapi untuk menciptakan Airport Public Health Security,” jelas Muhammad Awaluddin.
Safe travel penerbangan internasional
Lebih lanjut, di tengah pandemi ini, PT Angkasa Pura II menilai biosafety dan biosecurity management juga merupakan langkah guna meningkatkan kepercayaan penerbangan di rute internasional.
“Di dalam waktu dekat, Bandara Soekarno-Hatta akan terhubung langsung dengan Changi di Singapura melalui Reciprocal Green Lane dalam program Safe Travel Corridor. PT Angkasa Pura II juga berencana menjalankan program Airport Corridor Arrangement Iniciatives. Kedua hal ini harus dilakukan dengan memastikan penerapan protokol kesehatan yang memiliki standar sama di setiap bandara.”
“Di tengah pandemi ini, protokol kesehatan di bandara menjadi sangat penting dan mungkin saja menjadi salah satu persyaratan untuk konektivitas internasional bagi sejumlah negara. Bandara Soekarno-Hatta siap untuk itu karena telah mengadopsi biosecurity dan biosafety management,” jelas Muhammad Awaluddin.
Adapun Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kualanamu saat ini menjadi dua bandara di Indonesia yang telah mengantongi sertifikat ISO 45001, yang diberikan karena telah memiliki Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk kategori tingkat Lanjutan (Advanced). Bandara lain di dalam negeri belum ada yang berhasil mengantongi sertifikat ini.