Sepanjang semester I-2020, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memfokuskan penggunaan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk penyelesaian proyek pembangunan pabrik Feni di Halmahera Timur (P3FH).
SVP Corporate Secretary Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko mengatakan, penggunaan capex pada enam bulan pertama 2020 juga dialokasikan untuk proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Meski demikian, Kunto tidak menyebut angka pasti terkait serapan capex per semester I-2020.
Berdasarkan laporan keuangan semester pertama 2020, ANTM menggunakan dana Rp 172,92 miliar untuk perolehan aset tetap, Rp 40,29 miliar untuk pengeluaran aset eksplorasi dan evaluasi, serta Rp 7,61 miliar untuk pengeluaran aset tak berwujud.
Tahun ini ANTM mengalokasikan capex senilai Rp 1,5 triliun. Belanja modal difokuskan untuk mendukung investasi dalam pengembangan hilirisasi dan eksplorasi mineral strategis serta investasi rutin guna menjaga tingkat operasi tetap optimal.
Kunto merinci, ANTM sedang menyelesaikan tahap konstruksi dari proyek pembangunan pabrik feronikel di Haltim yang memiliki kapasitas terpasang hingga 13.500 ton nikel dalam feronikel per tahun. Adapun per semester pertama 2020, Kunto mengatakan kemajuan proyek ini sudah mencapai 98%.
Saat ini ANTM juga tengah berfokus pada pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah dalam rangka hilirisasi bauksit. Proyek ini dikembangkan dengan menggandeng PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau MIND ID, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton SGAR per tahun (tahap 1).
Emiten pelat merah ini akan terus melakukan evaluasi yang selektif dan cermat dengan mengedepankan skala prioritas dalam penyusunan rencana belanja modal (capex), terutama yang terkait dengan aktivitas yang mendukung keselamatan kerja serta kesinambungan operasional secara organik.
Per semester I-2020, Aneka Tambang membukukan laba bersih Rp 84,82 miliar, merosot 80,18% dari torehan laba bersih semester I-2019 yang mencapai Rp 428 miliar. Antam mencatat penurunan pendapatan hingga 36,04% menjadi Rp 9,22 triliun dari sebelumnya Rp 14,42 triliun.
Sumber Kontan, edit koranbumn