Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara mengungkap bahwa keputusan penggabungan usaha atau merger GoTo dan Grab sepenuhnya diserahkan kepada kedua perusahaan.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia Pandu Sjahrir menekankan bahwa apabila pemerintah memberi masukan terkait merger PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan PT Grab Teknologi Indonesia, pihaknya akan mengikuti masukan tersebut.
“Kalau soal itu nanti kita serahkan balik ke perusahaan masing-masing. Kan, pemerintah juga ada ngasih masukan, kami pasti mengikuti masukannya dari pemerintah,” tuturnya seusai konferensi pers Bulan Fintech Nasional (BFN) 2025 di Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Yang pasti, lanjutnya, merger itu harus memperhatikan aspek business-to-business (B2B). Sebab itu, nanti pihaknya bersama pemerintah akan terus melihat dan memantau prosesnya.
“Nantinya kami pasti akan support. Karena yang penting juga dari sisi commercial return harus ada dan kita harus juga menjaga itu, tetapi kita tentu mendengarkan masukan pemerintah itu pasti sangat baik,” jelas Pandu.
Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) ini mengaku hati-hati dalam memberikan pandangan soal merger GOTO dan Grab. Baginya, dua perusahaan ini adalah perusahaan transportasi digital yang terkemuka.
Sementara itu, GOTO memberikan klarifikasi bahwa hingga saat ini belum terdapat keputusan apapun mengenai aksi korporasi tersebut.
Direktur Legal dan Group Corporate Secretary GoTo Gojek Tokopedia RA Koesoemohadiani menjelaskan hingga saat ini belum ada suatu keputusan ataupun kesepakatan terkait hal tersebut.
“Setiap langkah yang diambil oleh GoTo akan senantiasa patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi perusahaan publik, dengan tetap memprioritaskan penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham serta menjaga kepentingan terbaik bagi mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan, serta seluruh pemangku kepentingan,” kata Koesoemohadiani dalam keterangannya, Senin (10/11/2025).
Adapun, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengamini dan menjawab dengan singkat rencana pembelian Grab oleh GoTo.
“Dilihat dari bentuknya, iya. Intinya penggabungan mereka berdua, gitu,” katanya.
Namun demikian, Prasetyo menegaskan langkah tersebut bukan untuk menciptakan monopoli, melainkan untuk menjaga keberlanjutan industri transportasi daring nasional.
“Enggak [monopoli]. Tujuannya tuh enggak ada yang lain. Tujuannya untuk semuanya. Supaya perusahaan ini tetap berjalan. Karena bagaimanapun perusahaan ini adalah pelayanan yang di situ tercipta tenaga kerja, saudara-saudara kita yang menjadi mitra itu, jumlahnya cukup besar dan sekarang kita tersadar bahwa ojol adalah pahlawan ekonomi,” tegasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn
















