Guna menanggulangi virus corona, pemerintah pusat memanfaatkan Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Utara, sebagai rumahsakit darurat Covid-19. Pemerintah menyiapkan dana untuk renovasi bangunan sekitar Rp 6 miliar yang seluruhnya telah rampung.
Dalam renovasi tersebut, pemerintah menggandeng PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Brantas Abipraya. Sementara itu PT Bina Karya sebagai manajemen konstruksi.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Noegroho Parwanto menjelaskan ADHI berperan sebagai kontraktor tower 1 dan 2 dalam persiapan rumahsakit darurat Covid-19 tersebut. “Dalam kegiatan ini, ADHI bekerja 24 jam dengan dibagi dalam tiga shift. ADHI mengerahkan 200 pekerja untuk masing-masing shift,” jelas Noeg kepada Kontan, Selasa (24/3).
Dia menambahkan pekerjaan yang dilakukan mulai dari pembersihan, persiapan lokasi hingga membantu mempersiapkan segala peralatan medis dan kebutuhan operasional pasien dan tenaga medis. Seluruh pekerja maksimal melakukan pekerjaan dengan tetap menerapkan protokol pencegahan virus dan selalu menjaga kesehatan.
“Untuk dana yang dikeluarkan, hingga saat ini belum ada dapat dipastikan mengingat kegiatan masih terus berlangsung. Masih dalam proses perhitungan dan masih akan bertambah karena menyesuaikan kebutuhan di lapangan,” jelas Noegroho.
Proyek rumahsakit Covid-19 ini dilakukan lewat penunjukan dari pemerintah dengan skema klaim, di mana kontraktor diminta untuk menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu. Sampai saat ini ADHI masih fokus membantu pemerintah untuk menyiapkan wisma atlet.
Noegroho memastikan secara umum tidak mengganggu sasaran atau target kontrak lain, karena ADHI menggunakan sumber daya yang berbeda dan masih dalam kapasitas/kemampuan perusahaan. “Kondisi arus kas operasi ADHI hingga saat ini pun masih positif,” jelasnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn