Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, proyek Tol Trans Sumatera terancam molor hingga dua tahun. Hal tersebut akibat tekanan yang ditimbulkan pandemi Covid-19 pada BUMN yang menggarap pengerjaan proyek tersebut.
“Untuk Trans Sumatera memang saat ini ada beberapa ruas yang perlu kita selesaikan untuk mendapatkan 11 ruas utama. Diharapkan backbone nya bisa tercapai pada 2024 atau mungkin terlambat satu hingga dua tahun. Karena kondisi Covid-19 yang memang memberi tekanan keuangan yang berat pada pengembangnya yaitu Hutama Karya,” ujarnya, Rabu (16/9).
Saat ini, proyek Tol Trans Sumatera tetap dilanjutkan dan fokus pada prioritas menyelesaikan 11 ruas utama. Pasalnya, dari beberapa ruas yang sudah terbangun saat ini, memberi dampak positif terhadap arus logistik yang sudah mulai dirasakan oleh masyarakat.
“Kita tetap fokus untuk menyelesaikan 11 ruas yang memang sudah jadi komitmen awal. Dan saat ini konektivitas antara Bakauheni sampai Palembang sudah terjadi. Kalau kita lihat traffic penyeberangan dari Jawa ke Sumatera dan kemudian menggunakan logistik darat sampai ke Palembang sudah meningkat signifikan sekali,” paparnya.
Berbeda dengan Trans Sumatera, Trans Jawa kini sudah mulai terealisasi penuh. Adapun pengerjaannya sudah akan mencapai titik ujung Jawa Timur yaitu Probolinggo dan Banyuwangi.
“Di berbagai program yang kita jalankan cukup luas dan mencakup berbagai aspek, saya rasa yang cukup signifikan adalah pembangunan 2 tol backbone, Trans Sumatera dan Trans Jawa. Trans Jawa sudah akan terealisasi penuh, saat ini kita sedang menyelesaikan yang di ujung Jawa Timur yaitu antara Probolinggo sampai dengan Banyuwangi, itu yang belum terkoneksi,” tandasnya.
Sumber Merdeka, edit koranbumn