PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 27,39 juta hingga kuartal III-2020. Walau masih mencetak rugi, namun realisasi ini masih lebih baik dari rugi bersih di periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 211,91 juta.
Per 30 September 2020, emiten produsen baja ini juga mengalami penurunan pendapatan. Tercatat, pendapat KRAS menurun 10,85% secara tahunan, dari US$ 1,05 miliar menjadi US$ 938,79 juta.
Secara rinci, pendapatan KRAS masih didominasi oleh penjualan produk baja di pasar dalam negeri, yakni US$ 740,78 juta dan penjualan baja ke pasar ekspor senilai US$ 41,86 juta.
KRAS juga mencatatkan pendapatan dari segmen lain, seperti real estat dan perhotelan senilai US$ 17,36 juta, rekayasa dan konstruksi senilai US$ 18,70, Jasa pengelolaan pelabuhan senilai US$ 56,69 juta, dan pendapatan dari jasa lainnya senilai US$ 63,37 juta.
Di sisi lain, emiten baja milik Negara ini membukukan penurunan beban. Beban pokok pendapatan misalnya, menurun 17% secara tahunan menjadi US$ 826,43 juta dari sebelumnya US$ 995,35 juta. Beban operasi juga menurun cukup signifikan sebesar 40,88%, dari sebelumnya US$ 149,86 juta menjadi US$ 88,58 juta pada kuartal ketiga 2020.
Pendapatan operasi lainnya milik KRAS juga mengalami kenaikan, dari US$ 13,86 juta menjadi US$ 49,54 juta. Alhasil, KRAS membukukan laba operasi sebesar US$ 72,67 juta dari sebelumnya masih mencatatkan rugi operasi senilai US$ 90,12 juta.
Per 30 September 2020, jumlah aset KRAS sebesar US$ 3,22 miliar, yang terdiri atas liabilitas senilai US$ 2,80 juta dan ekuitas senilai US$ 412,77 juta. Adapun jumlah kas dan setara kas KRAS per 30 September 2020 senilai US$ 99,70 juta, menurun dari posisi per 31 Desember 2019 yang mencapai US$ 130.25 juta.
Sumber Kontan, edit koranbumn