PT PLN (Persero) bersama dua anak usahanya, PT Indonesia Power dan PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) mengikuti program capacity building di tiga negara Eropa, yaitu Belanda, Jerman, dan Belgia.
Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia PLN, Yusuf Didi Setiarto, mengatakan peningkatan kapasitas SDM ini sangat penting mengingat PLN dan anak perusahaannya punya peran penting dalam pengurangan emisi di Indonesia dan perdagangan karbon.
“Peningkatan kapasitas akan membantu kami mempercepat dan mengefektifkan perdagangan karbon,” kata Didi dalam keterangan tertulis (29/3).
Program peningkatan kapasitas yang diikuti bertajuk “Implementing Emission Trading System: Lessons from Europe”. Program ini merupakan program kerja sama antara PLN dengan Energy Academy Indonesia (ECADIN) sebagai knowledge partner. Pada hari pertama, program ini diadakan di Kedutaan Besar Indonesia untuk Belanda.
Didi menjelaskan, PLN telah menyusun langkah taktis, mulai dari perumusan strategi, penguatan kemampuan sumber daya manusia, serta rencana aksi perusahaan untuk memastikan perdagangan karbon berjalan maksimal. Selain itu, PLN, kata Didi, juga telah memperkuat sistem internal untuk mengukur dan memverifikasi perdagangan emisi agar bisa berkontribusi riil dalam pengurangan emisi.
PLN sendiri telah menggelar uji coba emissions trading system atau ETS dengan melibatkan 26 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Uji coba ini merupakan yang pertama kalinya di Indonesia. “Uji coba yang sukses ini menjadi milestone pemerintah Indonesia dalam penerapan aturan pajak karbon dan perdagangan karbon di bulan April,” ujar Didi.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas menyatakan mendukung langkah PLN dalam mengembangkan perdagangan karbon di Indonesia. Ia optimistis, kerja sama antara PLN dengan Belanda tak hanya mampu meningkatkan hubungan bilateral kedua negara namun juga mampu meningkatkan kompetensi antara kedua belah pihak.
“Saya percaya bahwa kehadiran kita mencerminkan komitmen bersama untuk berkolaborasi dan belajar dari satu sama lain untuk memitigasi perubahan iklim sebagai tantangan global,” ujar Mayerfas.
Sementara itu, Direktur Dutch Emission Authority, Mark Bressers menyampaikan, dengan kerja sama ini, Belanda memberikan ruang belajar bagi PLN sekaligus, mengembangkan konsep perdagangan karbon yang sudah dijalankan di Negeri Kincir Angin.
“Dengan program peningkatan kapasitas ini, diharapkan PLN dapat mengimplementasikan nilai ekonomi karbon untuk mendukung target penurunan emisi pada 2030 serta net zero emission pada 2060,” ujarnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn