Untuk terbebas dari Covid-19 setiap orang harus mendapatkan dua suntikan atau dua vaksin Covid-19.
Jika merujuk pada ketentuan herd immunity dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 70 persen dari penduduk sebuah negara harus tervaksinasi, maka Indonesia membutuhkan sekitar 340 juta dosis vaksin bagi 170 juta orang.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir mengatakan bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinovac dan Bio Farma hanya mampu memenuhi sekitar 260 juta dosis hingga Desember 2021.
“Masih ada lag dari yang kami suplai sekitar hampir 100 juta dosis. Kita akan lakukan kerja sama dengan berbagai macam vaccine producer,” katanya dalam papat dengar pendapat bersama Komisi IX DPR RI, Senin (31/8/2020).
Rapat dengar pendapat dan rapat dengar pendapat umum Komisi IX DPR itu juga dihadiri Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, Deputi I Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Perkursor dan Zat Adiktif, serta Badan POM.
Lebih lanjut, kata Honesti, beberapa produsen vaksin yang akan disasar Bio Farma adalah G20, Sinopharm, Astrazeneca dan beberapa produsen lokal seperti Kalbe Farma.
Adapun Sinovac berkomitmen untuk memasok vaksin yakni 20 juta dosis bulk vaksin pada November—Desember 2020 dan 30 juta dosis bulk vaksin pada Januari—Maret 2021.
Selanjutnya, pada April—Desember 2021, Sinovac berkomitmen menyuplai ke Bio Farma sebanyak 210 juta dosis.
Di sisi lain, Honesti menegaskan bahwa saat ini semua negara sedang berlomba-lomba untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Negara dengan ekonomi yang kuat seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, bahkan melakukan pembelian kapasitas.
Sumber Bisnis, edit koranbumn