Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta menyambut Kunjungan Kerja (Kunker) Spesifik Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Komisi IV di Wana Wisata Sakura Hills dan Taman Sakura di Lawu (Sakral) petak 34-2 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Blumbang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara Kabupaten Karanganyar, Rabu (14/12).
Kegiatan dihadiri oleh Ketua Tim Komisi IV DPR RI I Made Urip beserta rombongan, Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro, Direktur Operasi dan Perhutanan Sosial Natalis Anis Harjanto, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Endung Trihartaka, Direktur Utama PT. Palawi Resources Lusi Mardiana, Kepala Divisi Regional Jawa Tengah Ratmanto Trimahono, Administratur KPH Surakarta Hengki Herwanto, perwakilan Pemda Karanganyar Timotius Suryadi, perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah Misbakhul Munir, Direktur Lawu Group Parmin dan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan Karanganyar.
Tujuan diadakan kunker dalam masa sidang II tahun sidang 2022-2023 yaitu dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan dengan meninjau dan berdiskusi mengenai pengelolaan ekowisata Taman Sakral Cemoro Kandang Lawu.
Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro mengatakan bahwa Kunker kali ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV. Perhutani mempunyai 843 lokasi wisata yang terbagi di Jawa Timur, Jawa Tengah serta Jawa Barat-Banten.
“Adapun 35 lokasi wisata dikelola oleh mandiri dan 808 dikelola secara kerjasama dengan menyerap tenaga kerja 5.847 orang yang menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat sebesar 214,8 Miliar,” jelasnya.
Taman Sakral merupakan salah satu bagian ekowisata Perhutani kluster Lawu yang dibangun dengan kerjasama oleh Perhutani, Toyota Motor, Balitbang Tek, LIPI dan UNS yang diresmikan tanggal 27 Januari 2018 sebagai tanda persahabatan antara Indonesia dan Jepang selama 60 tahun.
Ketua Tim Komisi IV DPR RI, I Made Urip menjelaskan bahwa seiring dengan merebaknya usaha wisata berbasis konservasi, banyak kasus kelalaian dan kesalahan dalam pengelolaan. Diakhir tahun 2020 kelalaian dan kesalahan menyebabkan banyak situs kawasan ekowisata harus di evaluasi karena belum sepenuhnya mencapai tujuan konservasi. Oleh karena itu untuk mencapai keberhasilan dalam pengelolaan wisata perlu adanya kerjasama semua elemen stakeholder dan wisatawan itu sendiri. Taman Sakral merupakan destinasi wisata baru yang lokasinya di kabupaten Karanganyar.
“Dalam Kunker kali ini kami ingin meninjau dan mendiskusikan mengenai pengelolaan, daya lingkupnya serta strategi pengelolaan ekowisata guna perbaikan dan penggunaan kawasan agar terkelola secara baik serta berkelanjutan khususnya kawasan di gunung Lawu, salah satunya Taman Sakral terhadap upaya konservasi,” pungkasnya. (Kom-PHT/Ska/Ipk)