Bio Farma, melalui Divisi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, melaksanakan program tanam lima ribu bibit kopi di kawasan Gunung Patuha, Ciwidey, Kabupaten Bandung Kabupaten Bandung, (27/10). Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Bio Farma dengan lembaga konservasi satwa liar, yakni Aspinall Foundation. sebelumnya, di tahun 2018, Bio Farma telah menanam enam ribu bibit pohon di kawasan yang sama, sehingga secara hitungan kumulatif total jumlah bibit kopi yang sudah ditanam mencapai 11 ribu bibit kopi.
Acara kali ini dihadiri oleh Kepala Divisi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Bio Farma, Tjut Vina Irvianti, dan ahli di bidang satwa liar serta primata serta Ketua Aspinall Foundation, Made Wedana. Acara ini digelar dalam rangka memperingati hari kopi sedunia pada 1 Oktober lalu, serta bertujuan untuk mengimplementasikan program yang telah dicanangkan oleh pemerintah yakni program Perhutanan Sosial.
Program Perhutanan Sosial ini merupakan sistem pengelolaan Hutan lestari yang dilaksanakan dalam Kawasan Hutan Negara atau Hutan Hak/Hutan Adat yang dilaksanakan oleh Masyarakat setempat atau Masyarakat Hukum Adat sebagai pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Adat, dan Kemitraan Kehutanan. (PP. 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan Ps.1)
Bio Farma bersama Aspinall Foundation memberdayakan petani hutan yang tergabung di dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) Portal Makmur. Turut hadir pula, Ketua Tani Hutan, yakni Dase dalam acara kali ini. Pemberdayaan yang dilakukan oleh Bio Farma dan Aspinall Foundation terhadap masyarakat setempat yang berprofesi sebagai petani hutan diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat, tidak hanya dari segi nilai ekonomi, tetapi juga terhadap keseimbangan ekosistem lingkungan flora dan fauna.
“Apa yang sudah diberikan oleh Kami hari ini tentunya tidak berhenti ya, setelah ditanam lalu ditinggalkan, tetapi tentunya kita juga akan memonitoring dan mengevaluasi apakah penanaman ini akan berhasil dan terus berkembang, artinya memang memberikan hasil yang diharapkan oleh masyarakat sehingga hal ini dapat membantu dampak ekonomi dari masyarakat” jelas Vina.
Ketika disinggung mengenai alasan pemilihan kopi sebagai tanaman yang dipilih, Vina menjelaskan bahwasannya kopi merupakan komoditas yang sudah mendunia dan diharapkan dari langkah awal ini, kopi yang berasal dari kawasan Gunung Patuha bisa mendunia dan berdampak positif bagi masyarakat setempat.
“Selain untuk memperingati hari kopi sedunia, pemilihan bibit kopi untuk ditanam supaya gerakan ini menjad massive yang bisa meningkatkan ekonomi kelompok tani hutan. Kedepannya, Kita juga ingin kopi yang ditanam di sekitar Gunung Patuha ini bisa mendunia dan berdaya saing dengan kopi-kopi lain.” tegas Vina.
Lebih lanjut, Ketua Kelompok Tani Hutan, Dase, menyebut bahwa program yang diselenggarakan Bio Farma bersama Aspinall Foundation ini diharapkan dapat memberdayakan kelompok tani hutan dan mensejahterakan mereka. “Semoga dengan dilaksanakannya program ini, kami KTH bisa makin subur (secara ekonomi) dan lingkungan alam di sekitar juga menjadi lebih hijau. Kita juga ingin semakin maju dalam bersaing dengan produk kopi lainnya.” tutur Dase. Dengan demikian, program TJSL Bio Farma bersama Aspinall Foundation diharapkan mampu memberikan dampak positif di bidang ekonomi dan lingkungan, baik itu flora dan fauna.