Bio Farma berkolaborasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat dan The Aspinall Foundation Indonesia Program (TAF-IP) pada kegiatan pelepasliaran 21 satwa dari berbagai jenis ke Kawasan Cagar Alam Gunung Tilu, Pangalengan, Kabupaten Bandung yang diselenggarakan pada Selasa 24 Oktober 2023 dalam rangka peringatan Hari Owa Internasional. Sepasang di antaranya merupakan owa jawa (Hylobates moloch).
Direktur Keungan Bio Farma, Suharta Wijawa menyampaikan bahwa Bio Farma sangat perduli terhadap pelestarian alam.
“Bio Farma tidak hanya berfokus kepada kegiatan Perusahaan yang terkait profit saja tetapi juga kontribusi Bio Farma terkait pelestarian Flora dan Fauna. Oleh karenanya Bio Farma juga ikut serta dalam kegiatan pelepasliaran satwa owa jawa ke habitatnya”ujar Suharta.
Sementara itu VP Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan Bio Farma, Tjut Vina dalam sambutannya menyampaikan terimakasih atas kolaborasi dalam pelepasliaran Owa Jawa.
“Kami ucapkan terimakasih atas kolaborasi yang telah terjalin baik antara Bio Farma dengan BBKSDA dan juga The Aspinall Foundation. Semoga kegiatan pelepasliaran primata endimik Jawa ini bisa terus berlanjut, sehingga diharapkan agar 21 ekor hewan ini bisa selamat artinya bisa terus berkembang biak dihabitatnya sendiri” ucap Tjut Vina.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Irawan Asaad menyampaikan bahwa tujuan utama program pelepasliaran untuk meningkatkan populasi owa Jawa.
“Selanjutnya tim dari BBKSDA Jawa Barat dan TAF-IP akan memantau perkembangan harian. Caranya dengan mengikuti pergerakan dan perilaku adaptasi sepasang owa itu selama enam bulan ke depan. Harapannya mereka akan beradaptasi dan berkembang biak di habitatnya seperti beberapa pasangan lain,” kata Irawan.
Dipilihnya Cagar Alam Gunung Tilu sebagai lokasi lepas liar,dikarenakan Kawasan koservasi ini masih sangat alami dengan tutupan hutan yang rapat serta terhubung dengan cagar Alam Gunung Simpang yang secara keseluruhan 21 individu satwa liar tersebut dapat hidup pada bentang ekosistem hutan konservasi seluas 23.000 hektar,serta relative minimal dari gangguan dan aksesibilitas manusia,sehingga diharapkan dapat berkembang dengan baik.
Owa merupakan salah satu jenis primata endemik di Pulau Jawa yang telah termasuk ke dalam daftar terancam punah secara global. Populasinya di alam hanya tersisa sekitar 2.000-4.000 individu. Mereka tersebar di beberapa kawasan konservasi dan hutan lindung di Jawa Barat dan sebagian kecil kawasan hutan lindung di Jawa Tengah. Satwa liar itu masuk ke dalam daftar 25 spesies fauna dan flora prioritas untuk ditiingkatkan populasinya oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.