Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjuk PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus sebagai operator Unit Pengelolaan Ikan (UPI) Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Penunjukan itu ditargetkan dapat meng-hasilkan 13 ribu ton ikan berkualitas dari pemanfaatan sarana dan prasarana hasil bantuan KKP pada 2015.
Langkah awal Perinus untuk merealisasikan target itu adalah melakukan perbaikan pada dua fasilitas UPI. Di antaranya, pemanfaatan gudang beku terintegrasi dan barang daerah sentra kelautan perikanan terpadu (SPKT). Dalam pengembangannya, selama ini, nelayan mengalami kesulitan karena kualitas pendukung kurang seperti alat tangkap, tempat penyimpanan ikan, kapasitas kapal, dan pengelolaan hasil tangkap. Karena minimnya dukungan fasilitas itu, nelayan kerap memutuskan untuk menjual tangkapannya di luar SPKT.
Dirut Perinus Dendi Anggi Gumilang mengungkapkan, perbaikan fasilitas yang sudah berjalan mencapai Rp 1,5 miliar. Kemudian, biaya operasional mencapai Rp 200 juta. Hal tersebut berupa tempat penyimpanan ikan, pelatihan, hingga pembayaran listrik. Selain itu, akan tiba 60 kapal bantuan untuk nelayan setempat. Termasuk kapal penampungan ikan yang akan membuat nelayan tak kesulitan menjual hasil tangkapannya.
’’Yang jadi pertanyaan, setelah diberi bantuan, kemudian nelayan menjual ikannya ke mana? Nah, Perinus hadir di situ,’’ ujar Dirut PT Perikanan Nusantara (Persero) Bapak Dendi Anggi Gumilang setelah penandatanganan kerja sama dengan Pemda Kepulauan Talaud kemarin (13/8).
Perinus menargetkan dapat menampung keseluruhan tangkapan ikan nelayan di wilayah yang didominasi 96 persen perairan tersebut. Saat ini, Perinus memiliki anggaran untuk pembelian ikan nelayan setempat mencapai Rp 100 miliar. Menurut Dendi, untuk menjaga potensi perikanan di Kepulauan Talaud, perlu ada aktivitas kegiatan bisnis secara masif di dalam negeri. Jadi, aktivitas penjualan di pasar luar negeri seperti Filipina tak terjadi.
Bupati Kepulauan Talaud Sri Wahyuni Maria Manalip meminta semua aspek dalam kerja sama itu bisa dikontrol. Menurut dia, adanya kerja sama tersebut sekaligus menghilangkan kebiasaan nelayan yang menjual tangkapannya di luar UPI. Terlebih, daerah Talaud memiliki jarak strategis dengan Filipina.
’’Kami sudah berkoordinasi dengan TNI Angkatan Laut supaya melakukan monitoring. Karena Talaud itu kan perairan luas yang berbatasan dengan Filipina,’’ katanya.
Sumber Situs Web Perinus