Sejumlah anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih terus mempersiapkan berbagai hal sebelum rencana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terwujud.
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) tengah mengawal Subholding Sarana Infrastruktur ke bursa saham. Subholding yang baru terbentuk pada 30 Juni 2021 tersebut terdiri dari beberapa perusahaan seperti PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, PT Krakatau Daya Listrik, PT Krakatau Tirta Industri, dan PT Krakatau Bandar Samudera.
Subholding Sarana Infrastruktur pada dasarnya berisi perusahaan yang bergerak di bidang layanan kawasan industri terintegrasi dengan empat area utama, yakni kawasan industri, penyediaan energi, penyediaan air industri, dan pelabuhan.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menyampaikan, saat ini pihaknya sedang mengawal proses pencarian investor strategis untuk Subholding Sarana Infrastruktur. Tahap ini akan segera dituntaskan pada kuartal III-2021.
“Kemudian, IPO akan dilaksanakan pada kuartal I-2022,” ujar dia, Rabu (21/7).
Dalam berita sebelumnya, investor strategis yang dimaksud berbentuk kemitraan dengan Indonesia Investment Authority (INA) atau Sovereign Wealth Fund (SWF).
Silmy optimistis, proses IPO anak usaha KRAS dapat berjalan lancar walau terdapat ketidakpastian pandemi Covid-19 maupun kondisi ekonomi nasional. Hal ini mengingat Subholding Sarana Infrastruktur KRAS diklaim memiliki kinerja yang baik sehingga layak IPO. “Kami tidak ada kekhawatiran,” imbuhnya.
Dalam catatan Kontan, keempat entitas anak KRAS ini menyumbang pendapatan sekitar US$ 237 juta dengan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi sebesar US$ 71 juta.
Di sisi lain, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) yang juga merupakan anak usaha PT Tekom Indonesia Tbk (TLKM) juga tengah bersiap untuk IPO di BEI.
Sayangnya, Vice President Corporate Communication TLKM Pujo Pramono enggan buka-bukaan terkait kepastian waktu pelaksanaan IPO Mitratel. Yang terang, hingga saat ini Telkom tengah intensif melakukan evaluasi terkait berbagai peluang terbaik untuk pengembangan bisnis menara melalui Mitratel.
“Upaya tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang dinamis, sehingga diharapkan dapat memberikan nilai terbaik bagi seluruh stakeholder,” ungkap dia, hari ini (21/7).
Telkom juga tidak menanggapi efek volatilitas pasar modal akibat pandemi Covid-19 terhadap proses IPO Mitratel. Pujo hanya bilang, pada dasarnya Telkom Group senantiasa berusaha maksimal untuk tetap produktif dan memberikan berbagai layanan serta solusi yang terbaik bagi para pemangku kepentingan.
Sumber Kontan, edit koranbumn