PT PAL Indonesia diwakili oleh General Manager Corporate Strategic Planning Aris Wacana Putra didapuk jadi salah satu pemateri dalam sesi Focus Group Discussion (FGD) oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Berlokasi di Oakwood Hotel & Residence, FGD kali ini mengusung tema “Kontribusi Kegiatan Pinjaman Dalam Negeri dalam Pemberdayaan BUMN Industri Pertahanan”. Acara yang berlangsung selama satu hari tersebut, secara komprehensif intens membahas pelaksanaan kegiatan pendanaan melalui Pinjaman Dalam Negeri (PDN), yang nantinya akan memperoleh pandangan perencanaan industri pertahanan ke depan dan menjadi bahan kajian dalam membuat kebijakan-kebijakan baru agar dapat inline dengan perencanaan nasional.
Direktur Pertahanan dan Keamanan Bappenas, Erik Armundito membuka Focus Group Discussion (FGD) ini sebagai penetapan peran dan manfaat kebijakan PDN bagi industri pertahanan. Dari FGD ini, kebijakan PDN akan lebih dikuatkan untuk mendukung industri pertahanan yang lebih mandiri, sehat, dan berdaya saing. Melihat PT PAL Indonesia memiliki potensi besar dalam mendukung pertahanan Indonesia, dengan tujuan yang jelas yaitu mewujudkan kemandirian bangsa dan kapasitas bangsa.
“Kondisi geopolitik global secara tidak langsung akan memberikan dampak bagi pertahanan Indonesia, adanya power transition membuat Indonesia harus lebih cepat dalam memperkuat pertahanan, industri pertahanan memiliki peran yang signifikan yakni mendukung mewujudkan pertahanan berdaya gentar di kawasan. PDN sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan akan diperluas untuk mewujudkan industri pertahanan yang sehat, maju dan berdaya saing” ucap Erik Armundito
Erik juga menyampaikan proyek prioritas nasional seperti penelitian pengembangan alpalhankam, pengadaan alpalhankam industri pertahanan, tata kelola industri pertahanan, pembentukan ekosistem indhan dan penerapan skema spend to invest terus diupayakan untuk mendukung pemenuhan alutsista, agar dapat mengurangi ketergantungan impor dan memberi nilai tambah bagi pemanfaatan teknologi dalam negeri.
PT PAL Indonesia telah merampungkan sejumlah 6 proyek kapal perang yang menggunakan pendanaan dari Pinjaman Dalam Negeri (PDN) senilai Rp 3.12 Triliun. Pengadaan proyek kapal perang ini bertujuan untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF) tahap II pada periode tahun 2015 hingga tahun 2019.
Aris Wacana Putra pada kesempatan tersebut menyampaikan “Kemampuan financial Holding Industri Pertahanan bisa dikatakan pada porsi yang belum ideal, sehingga program peningkatkan penyerapan anggaran pertahanan perlu terus dioptimalkan. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah pada sektor pembiayaan proyek-proyek milik pemerintah sangat dibutuhkan. Salah satunya dalam bentuk Penjaminan Pemerintah guna mengakomodir perolehan sumber pembiayaan baik fasilitas Cash Loan maupun fasilitas Non Cash Loan dari Perbankan nasional. Mengingat proyek yang dikerjakan oleh Industri pertahanan merupakan proyek-proyek multi-years yang rentan terhadap dampak dinamika kondisi keuangan global, maka diperlukan penyempurnaan perencanaan anggaran PDN/PLN berdasarkan best practice. Selain itu, dampak PDN di industri pertahanan nasional perlu diukur melalui model-model yang proven dan harus mampu dibuktikan secara ilmiah dapat memberikan multiplayer effect yang signifikan untuk pembangunan nasional.” terangnya.
Selain PT PAL Indonesia, Amalia Maya Fitri selaku Direktur Teknologi PT LEN Industri (Persero), Wildan Arief Direktur Keuangan PT Dirgantara Indonesia, dan Yayat Ruyat Vice President Pemasaran dan Penjualan PT Pindad turut hadir sebagai narasumber lainnya.
Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan secara hybrid dengan menghadirkan Erika Munito (Direktur Pertahanan dan Keamanan Bappenas), Laksda TNI Darwanto Kabid Perencanaan KKIP, dan Kolonel Laut Fredi Batu Bara Staf Bidang Pendanaan Timlak KKIP, secara online melalui Zoom Meeting.
Sumber PAL