PT Indofarma Tbk. (INAF) memastikan pasokan alat kesehatan guna menanggulangi virus corona atau Covid-19.
Direktur Utama PT Indofarma Tbk. Arief Pramuhanto mengatakan secara industri impor alat kesehatan (alkes) memang masih 93 persen, tetapi perseroan memastikan sudah banyak menggunakan bahan baku lokal dan tidak melakukan impor sebanyak itu.
Apalagi saat ini ada 132 rumah sakit (RS) yang ditunjuk menjadi RS rujukan virus corona telah memberi efek permintaan alkes semakin meningkat.
“Secara total saja saya bisa proyeksi tahun ini peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan alkes di RS naik 10 persen-15 persen. Kami pun menjamin berapapun alkes yang diminta RS dapat kami penuhi dengan baik,” katanya kepada Bisnis, Minggu (15/3/2020).
Arief mengemukakan untuk alkes secara pribadi seperti masker memang baru Kimia Farma yang menyediakan dengan pembatasan pembelian oleh satu masyarakat maksimal dua masker.
Sementara untuk pembersih tangan saat ini juga masih terjamin dan bukan sesuatu yang sulit mengingat produksi dan bahan baku dalam negeri sudah banyak. Adapula alat disinfektan yang juga sudah banyak diproduksi dalam negeri.
Sementara dari sisi alkes untuk kelengkapan rumah sakit (RS), dengan penunjukkan 132 RS Rujukan virus corona juga dipastikan sudah lebih memiliki kesiapan yang baik. Menurut Arief baik dari sisi kelengkapan ruang isolasi dan prosedur cara pengobatan yang harus dilakukan tiap RS.
Arief merinci salah satu produk yang juga telah dikembangkan yakni kontainer isolasi medis udara pasien Covid-19 untuk TNI dalam mengevakuasi pasien dari satu dari daerah menuju RS rujukan.
Selain itu, ada pula tandu bertekanan negatif, tenda darurat, ambulans bertekanan negatif, alat deteksi covid-19, kelengkapan ruang isolasi dan lain sebagainya.
“Itu semua sudah kami kembangkan dengan bahan baku lokal sehingga tidak ada masalah jika nanti permintaan masih akan bertambah,” ujarnya.
Untuk produksi kelengkapan furnitur RS, Indofarma sudah 100 persen menggunakan bahan baku lokal. Sementara untuk alat diagnostik saar ini masih 40 persen yang lokal dan diharapkan dalam dua tahun ke depan sudah meningkat menjadi 60 persen komponen lokal.
Adapun impor yang masih cukup tinggi, yakni alat elektromedis hingga 90 persen seperti disposibel, mesin eswl, dan sebagian komoponen hemodialisis. Alhasil, perseroan memiliki peta jalan sendiri untuk pengembangan produk tersebut.
“Melalui kawasan industri alkes di Cibitung yang tahun ini ada empat mitra akan masuk diharapkan mempercepat roadmap kami,” ujarnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn