Emiten BUMN PT Adhi Karya (Persero) Tbk. hari ini Kamis (4/6/2020) telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), bertempat di Auditorium Lantai 3 Kantor Pusat ADHI, Jalan Raya Pasar Minggu KM 18 Jakarta 12510 pada pukul 14:00 WIB.
Ada 9 agenda yang menjadi pembahasan. Salah satunya agenda terakhir yaitu pergantian jajaran direksi. Juru Bicara Presiden Joko Widodo, M. Fadjroel Rachman tidak lagi menjabat sebagai komisaris utama.
Berikut Jajaran Pengurus Lama ADHI:
Dewan Komisaris:
M. Fadjroel Rachman (Komisaris Utama)
Bobby A.A. Nazief (Komisaris)
Wicipto Setiadi (Komisaris)
Rildo Ananda Anwar (Komisaris)
Hironimus Hilapok (Komisaris Independen)
Abdul Muni (Komisaris Independen)
Direksi:
Budi Harto (Direktur Utama)
Budi Saddewa Soediro (Direktur Operasi 1)
Pundjung Setya Brata (Direktur Operasi 2)
Entus Asnawi Mukhson (Direktur Keuangan)
Agus Karianto (Direktur SDM)
Partha Sarathi (Direktur Quality, Health, Safety and Environment dan Pengembangan)
Sementara itu, berikut Jajaran Pengurus Baru ADHI setelah RUPS:
Dewan Komisaris:
Dodi Usoho Hargo (Komisaris Utama)
Cahyo R. Muzhar (Komisaris)
Yustinus Prastowo (Komisaris)
Widiarto (Komisaris)
Hironimus Hilapok (Komisaris Independen)
Abdul Muni (Komisaris Independen)
Direksi:
Entus Asnawi Mukhson (Direktur Utama)-
Suko Widigdo (Direktur Operasi 1)
Pundjung Setya Brata (Direktur Operasi 2)
A.A G. Agung Darmawan (Direktur Keuangan)
Agus Karianto (Direktur SDM)
Partha Sarathi (Direktur Quality, Health, Safety and Environment dan Pengembangan)
Dalam siaran resmi, Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi menjelaskan menjelaskan dalam situasi pandemi saat ini, sejumlah proyek mengalami penundaan. Hal ini disebabkan oleh kondisi owner proyek atau pemberi kerja yang turut mengalami kesulitan akibat dampak Covid-19 .
Dia menjelaskan perseroan masih terus memantau perkembangan situasi pandemi dan dampaknya terhadap operasional perseroan. Namun, diperkirakan akan ada penundaan realisasi terhadap sejumlah proyek investasi.
Secara umum, dampak Covid-19 juga diperkirakan akan mengubah proyeksi dan target perseroan pada tahun ini. Dia menyatakan target pada awal tahun perlu diubah karena banyak asumsi yang berubah karena pandemi.
Sebelumnya, perseroan menargetkan pendapatan usaha pada tahun ini sebesar Rp22,7 triliun. Adapun, laba bersih ditargetkan mencapai Rp704 miliar. Dia menjelaskan target tersebut masih didasarkan pada optimisme pertumbuhan tinggi pascapemilu 2019.
“Asumsi-asumsi pada saat perencanaan mungkin lebih hijau lah, tapi yang terjadi di luar dugaan adalah wabah, dan ini bukan terjadi hanya di indonesia tapi di seluruh dunia, tentu juga memengaruhi kondisi perkeonomian dan pembiayaan, kami sedang menyusun kembali rencana-rencana ini,” jelasnya.
Selain mengurangi pembagian dividen, perseroan juga akan berupaya menjaga likuiditas lewat Penerbitan Obligasi Tahap III tahun 2020 dengan nilai sebanyak-banyaknya sebesar Rp5 triliun. Penerbitan akan dilakukan secara bertahap sepanjang 2020.
Sumber Bisnis, edit koranbumn