Jika Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menggabungkan anak usaha, beda dengan PT Pertamina.
Perusahaan negara yang bergerak di bisnis minyak dan gas ini akan melikuidasi dan mendivestaskan anak usahanya. Jumlahnya bererot alias banyak yakni 25 anak usaha.
Tal menyebutkan nama-nama perusahaan, Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dalam tele conference, Jumat (3/4) mengatakan, likuidasi dan divestasi ini sebagai bagian dari konsolidasi anak-cucu perusahaan BUMN seperti arahan Menteri BUMN Erick Thohir.
Lebih lanjut Nicke menyebut, sebagian perusahaan itu sudah berhenti beroperasi. Strategi ini dilakukan, seteleh Pertamina melakukan kajian dan identifikasi anak sahanya. “Sebagian dari mereka memang secara operasional sudah tak berjalan,” ujar Nicke.
Sedikit lebih rinci, tahap awal, Pertamina akan melikuidasi 7 anak usahanya di tahun 2020 ini, satu dari tujuh anak usaha itu akan divestasi. Adapun sebanyak 17 anak usaha sisanya akan dilakukan (likuidasi/divestasi) secara bertahap.
Lantas bagaimana dengan nasib karyawan anak anak usaha itu? Nicke memastikan, seluruh karyawan anak-anak usaha yang terkena likuidasi akan dipekerjakan ke perusahaan-perusahaan baru, sesuai arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang meminta seluruh perusahaan negara tak melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK.
Tak hanya akan likuidasi dan divestasi, Nicke menyebut akan mengkaji kemungkinan menggabungkan anak usaha. Bahkan opsi akuisisi perusahaan juga bisa dilakukan Pertamina. “Tidak menutup kemungkinan itu,” tandas Nicke.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut restrukturisasi perusahaan-perusahaan milik negara adalah agar BUMN lebih fokus ke bisnis dan usaha inti perusahaan.
Sumber Kontan, edit koranbumn