Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menyambut positif pembentukan subholding Pertamina, khususnya di sektor hulu minyak dan gas bumi.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan bahwa pembentukan subholding tersebut diharapkan bisa menciptakan percepatan pengambilan keputusan di bidang hulu migas Pertamina.
“Dibangunnya subholding di hulu migas kemudian melahirkan PHE [PT Pertamina Hulu Energi], kita berharap diikuti distribusi keputusan, pengambilan keputusan sehingga terjadi percepatan di hulu migas dan investasi bisa lebih ditingkatkan,” katanya dalam diskusi virtual yang diadakan pada Kamis (2/7/2020).
Sebelumnya, sebagai tindak lanjut rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Pertamina (Persero), perusahan pelat migas pelat merah itu langsung tancap gas melanjutkan transformasi pada tingkat subholding bisnis.
Terdapat lima subholding yang telah dibentuk yakni upstream subholding yang operasionalnya diserahkan kepada PT Pertamina Hulu Energi, Gas Subholding (PT Perusahaan Gas Negara), Refinery & Petrochemical Subholding (PT Kilang Pertamina Internasional), Power & NRE Subholding (PT Pertamina Power Indonesia) dan Commercial & Trading Subholding (PT Patra Niaga).
Selain itu, terdapat perusahaan perkapalan yang operasionalnya diserahkan kepada PT Pertamina International Shipping.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa pembentukan holding migas, lima subholding dan satu perusahaan perkapalan ini merupakan langkah strategis karena merupakan inisiatif yang dilakukan untuk bisa beradaptasi dengan perubahan ke depan, bergerak lebih lincah, cepat, serta fokus untuk pengembangan bisnis yang lebih luas dan agresif.
Nicke menjelaskan bahwa transformasi yang dilakukan saat ini adalah untuk menyiapkan lini bisnis Pertamina berkembang dan mandiri.
Adapun, pada saat ini lingkup bisnis Pertamina sangat luas, dengan tantangan dan kompetisi yang berbeda serta memiliki kekhususan risiko masing-masing.
“Dengan subholding ini, setiap bisnis nantinya dapat bergerak lebih cepat dan lincah untuk pengembangan kapabilitas kelas dunia dan pertumbuhan skala bisnis yang akan menunjang Pertamina menjadi perusahan global energi terdepan dengan nilai pasar US$100 miliar,” jelasnya.