Pertamina berhasil menurunkan jumlah karbon atau melakukan dekarbonisasi pada tahun 2020 sebesar 27 persen, hal ini sejalan dengan target perusahaan hingga 2030 sebesar 30 persen. Capaian tersebut melebihi 1 persen dari target yang direncanakan sebesar 26 persen pada 2020.
Hal tersebut disampaikan oleh Senior Vice President Research and Innovation Technology PT Pertamina Oki Muraza dalam acara Pekan Inovasi Energi Baru dan Terbarukan Indonesia yang diselenggarakan oleh BPPT melalui kanal Youtube CNN Indonesia, pada Selasa, 27 Juli 2021, di Jakarta.
“Pertamina saat ini sudah berhasil melakukan dekarbonisasi. Pada 2030 kami telah menargetkan 30 persen. Harapannya melalui inisiatif-inisiatif lainnya dekarboniasi akan terus kami lakukan. Pada tahun ini saja dekarbonisasi kami mencapai 6,8 juta ton, hal itu dari usaha-usaha kami melakukan pemanfaatan flare gas,” ucap Oki.
Tak hanya dekarbonisasi, Oki menyampaikan, Pertamina juga aktif mengembangkan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).
“Kami telah membuat beberapa inisiatif dengan negara-negara maju dan mengembangkan teknologi CCUS secara mandiri,” ujar Oki menambahkan.
Ia berharap ke depannya akan terus meningkatkan intensitas dekarbonisasi dan menaikan porsi energi baru terbarukan mencapai 17 persen pada tahun 2030.
“Tentunya hal ini memiliki peran penting dalam transisi energi yang sesuai dengan target pemerintah untuk memperbesar volume low carbon dan juga energi baru terbarukan di bauran energi nasional,” ucap Oki.