Minimnya anggaran investasi PT Pertamina (Persero) untuk pengembangan bisnis di sektor hilir membuat perusahaan mencari cara untuk tetap bisa berkembang.
Investasi bisnis hilir Pertamina hanya memiliki porsi yang kecil dalam struktur anggaran yang digelontorkan. Sektor hulu masih menjadi prioritas investasi perseroan.
Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono mengatakan bahwa sekitar 80 persen investasi yang dikucurkan Pertamina masih terpusat di bisnis hulu migas.
Dengan demikian, bisnis hilir Pertamina tidak memiliki cukup anggaran untuk berinvestasi dalam pengembangan bisnis yang akhirnya mendorong perusahaan memutar otak.
Mulyono mengatakan bahwa pihaknya tengah merancang pengembangan bisnis dengan menggandeng mitra-mitra swasta.
“Jadi, saya sekarang kembangkan sistem BOT [built-operate-transfer] dan BOOT [build-own-operate-transfer] ini sudah kami lakukan. Ternyata mitra swasta banyak juga di luar, tapi tidak ada kerjaan, sedangkan Pertamina banyak kerjaan, tapi duitnya terbatas,” katanya dalam sebuah webinar yang digelar pada akhir pekan lalu.
Nantinya mitra-mitra tersebut akan digandeng untuk membangun terminal-terminal untuk Pertamina seperti terminal BBM, terminal LPG, dan pemipaan dengan skema BOT atau BOOT.
“Dia bangun, dia operasikan, dalam waktu 10 tahun akan ditransfer ke Pertamina,” jelasnya
Sumber Bisnis, edit koranbumn