PT Pertamina (Persero) melakukan digitalisasi pembayaran dalam transaksi bahan bakar. Direktur Pemasaran Ritel Pertamina Masud Khamid menyatakan sejak 2018, persero telah melakukan layanan digital melalui MyPertamina dan pembayaran digital lewat LinkAja.
“Kita dorong ini semua pembayaran digital masuk dalam platform LinkAja. Pertamina telah mendigitalkan 7.000 SPBU. Juga sedang memproses 160.000 outlet LPG untuk pembayaran digital,” ujar Masud dalam video conference pada Rabu (15/7).
Masud menyatakan saat ini nilai transaksi pembayaran Pertamina sekitar Rp 1,5 triliun untuk segmen ritel. Ia merinci sebanyak Rp 1 triliun lewat penjualan bahan bakar minyak lewat SPBU. Sedangkan lebih dari Rp 400 miliar lewat penjualan LPG.
“Ini kita dorong, hari ini penjualan lewat digitalisasi mencapai Rp 100 miliar per hari. Belum besar, tapi trennya bagus. Pada era pandemi begini, transaksi MyPertamina dan LinkAja terus konsisten naik seiring selesainya infrastruktur digital di SPBU,” papar Masud.
Ia mengaku terdapat 2,4 juta konsumen yang telah bergabung dengan MyPertamina. Ia menyebut setiap bulannya terdapat 1 juta transaksi per bulan.
Selain itu, guna mendorong transaksi digital ini, ia menyatakan Pertamina telah membentuk bundling promo guna membentuk masyarakat non tunai.
Dalam catatan Kontan.co.id, informasi digitalisasi Pertamina juga dapat dilihat dalam aplikasi MyPertamina yang dapat diunduh melalui PlayStore atai AppStore. Sebelumnya, pembayaran cashless diketahui telah berlangsung sejak pertengahan 2018.
Saat itu, pembayaran cashless masih diterapkan di sebagian nozzle di SPBU. Adapun sistem pembayaran non tunai ini tidak memerlukan waktu terlalu lama. Sebab, metode pmbayarannya tidak perlu memasukkan kartu ke mesin.
Namun, cukup dengan memindai QR code yang terpasang pada nozzle dengan aplikasi LinkAja. Selain itu, penerapan sistem pembayaran non tunai disebut dapat mengurangi kecurangan petugas ataupun ketidakakuratan volume pengisian.
Sumber Kontan, edit koranbumn