PT Pertamina EP (PEP) melalui satu area operasi Migas Asset 2 Pendopo Field yang terletak di Kabupaten PALI-Sumatera Selatan, berhasil membukukan pencapaian positif dengan realisasi produksi minyak mencapai 2.685 BOPD atau 103% dari target yang ditetapkan sebesar 2.582 BOPD.
Pencapaian tersebut merupakan suatu prestasi karena dengan mengaktifkan sumur idle menjadi sumur produksi aktif berhasil meningkatkan angka produksi Pendopo Field.
“Pencapaian ini berhasil diraih salah satunya karena keberhasilan dalam melakukan reaktivasi pada salah satu lapangan minyak yang suspended / idle di wilayah kerja Pendopo Field melalui penerapan metode baru dalam evaluasi data-data subsurface. Sehingga dengan penerapan metode tersebut berhasil ditemukan potensi baru pada lapangan idle yang selama ini termarginalkan,” ungkap Munir Yunus selaku Field Manager PT Pertamina EP Field Pendopo Sumatera Selatan.
“Keberhasilan reaktivasi ini meningkatkan produksi lapangan Pendopo sebesar 103% atau 2.685 BOPD dari target 2.582 BOPD di Triwulan III 2018 serta menjaga Success Ratio Pekerjaan Well Intervention dan Workover 2017-2018 di angka 73%” Ujarnya.
Penerapan metode ini dalam mengevaluasi lapangan-lapangan minyak tua telah berhasil menghidupkan kembali lapangan Benuang yang dulu suspended melalui kegiatan reaktivasi 11 sumur dengan success ratio mencapai 73 %.
Reaktivasi awal di sumur Benuang 45 (BNG-45) yang terletak di desa Kertadewa, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Pali pada Maret 2017. Hasil uji produksi awal pada sumur tersebut menunjukkan laju produksi sekitar 150 barel minyak per hari (BOPD) dan gas 2 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Keberhasilan ini menambah optimisme PT Pertamina EP Asset 2 Pendopo Field dalam mempercepat pelaksanaan reaktivasi sumur-sumur suspended yang sudah diprogramkan.
Sumur-sumur yang berhasil direaktivasi kemudian yaitu sumur BNG-08 dengan produksi hasil uji awal sebesar 63 BOPD dan Gas 1.6 MMSCFD, sumur BNG-30 dengan produksi hasil uji awal sebesar 317 BOPD dan Gas 3.5 MMSCFD, BNG-16 dengan produksi hasil uji awal sebesar 27 BOPD dan Gas 0.54 MMSCFD, BNG-42 dengan produksi hasil uji awal sebesar 44 BOPD dan Gas 1.4 MMSCFD, BNG-23 dengan produksi hasil uji awal sebesar 112 BOPD dan Gas 3.8 MMSCFD, dan BNG-36 dengan produksi hasil uji awal sebesar 148 BOPD dan Gas 4.1 MMSCFD.
Dengan berhasilnya reaktivasi sumur-sumur tersebut berakibat pada meningkatknya produksi lapangan Benuang yang sebelumnya hanya berproduksi sebesar 17 BOPD dari 1 sumur menjadi 537 BOPD dan Gas 7.5 MMSCFD dari 8 sumur produksi. Dimana peak produksi tersebut berhasil dicapai pada bulan Agustus 2018.
Munir menambahkan dengan metode baru yang lebih komprehensif ini dan kejelian para pekerja dalam mengevaluasi data-data subsurafce mampu merubah lapangan Benuang yang sebelumnya idle menjadi lapangan idola di wilayah kerja field Pendopo.
Dengan melihat potensi yang ada tersebut, maka kedepannya direncanakan akan dilakukan pengembangan lanjut lapangan Benuang melalui kegiatan pemboran. Saat ini masih dalam proses pembahasan POD (Plan of Development) dengan SKK Migas untuk menentukan strategi pengembangan yang paling optimal.
sumber In Pertamina