PT Pertamina Hulu Energi (PHE) membutuhkan investasi sebesar US$47 miliar atau setara Rp789,42 triliun (asumsi kurs Rp16.796 per US$) untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) selama 5 tahun ke depan.
Direktur Perencanaan Strategis, Portofolio dan Komersial PHE Edy Karyanto menuturkan, dana itu dibutuhkan untuk biaya eksplorasi, chemical enhanced oil recovery (CEOR), pengembangan migas nonkonvensional (MNK), hingga akuisisi lahan-lahan baru.
“Kurang lebih secara total kita akan menginvestasikan Rp47 miliar, walaupun ini angka ini masih cukup kasar gitu, hanya perkiraan karena memang kebutuhan dari pendanaan ke depan dalam 5 tahun ke depan,” ucap Edy dalam acara Seminar Nasional ‘Menakar Arah Industri Gas Bumi Nasional’ yang disiarkan secara daring, Selasa (23/12/2025).
Adapun, produksi migas PHE mencapai 1,03 juta barel setara minyak per hari (MMboepd) per kuartal III/2025. Angka tersebut terdiri atas produksi minyak sebesar 553.000 barel per hari (bopd) dan produksi gas 2,83 miliar standar kaki kubik per hari (Bscfd).
Edy menyebut, kontribusi PHE cukup besar pada produksi migas nasional. Dia mengklaim, kontribusi PHE dalam produksi minyak mencapai 69% dan gas 37%.
“Sehingga layaklah untuk kami berinvestasi dan menanamkan dana dan sejalan dengan Asta Cita pemerintah untuk swasembada energi,” imbuh Edy.
Berdasarkan data PHE, per kuartal III/2025, perusahaan mencatat realisasi pengeboran eksploitasi sebanyak 661 sumur, kegiatan workover 969 sumur, kegiatan well service 28.507 sumur, survei seismik 2D sepanjang 109 kilometer (km), survei seismik 3D seluas 652 kilometer persegi (km2), serta pengeboran eksplorasi sebanyak 15 sumur.
Dalam kesempatan terpisah, Corporate Secretary PHE Hermansyah Y Nasroen menyebut, capaian itu menjadi bukti komitmen PHE dalam menjaga ketahanan energi nasional melalui peningkatan efisiensi dan keandalan operasi di seluruh wilayah kerja, baik domestik maupun internasional.
“Kami berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan produksi migas nasional serta memberikan nilai tambah bagi Pertamina dan Indonesia,” ujar Hermansyah beberapa waktu lalu.
PHE, kata dia, juga mencatat kinerja signifikan dalam penemuan sumber daya 2C mencapai 870 juta barel setara minyak (MMboe).
Selain itu, temuan besar di wilayah kerja Rokan menjadi salah satu kontributor utama pertumbuhan sumber daya tersebut, termasuk dari potensi migas non-konvensional (MNK) di area Aman Trough K7A dan K7B serta penambahan cadangan P1 sebesar 149 juta barel setara minyak (MMboe).
Sumber Bisnis, edit koranbumn















