PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 12,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit tersebut terutama didorong oleh dua segmen korporasi dan ritel, khusus untuk ritel disokong oleh mikro serta konsumer.
Pada 2018, pembiayaan segmen korporasi mencapai Rp325,8 triliun, naik 23,3% secara year-on-year (yoy.) Khusus ke sektor infrastruktur, Bank Mandiri membukukan kenaikan pembiayaan (baki debet) yang signifikan, yakni sebesar 29,3% secara yoy, menjadi Rp182,3 triliun, atau 63,9% dari total komitmen Rp285,4 triliun yang telah diberikan.
Dari realisasi itu, penyaluran sektor transportasi tercatat sebesar Rp39,5 triliun, migas & energi terbarukan Rp36,6 triliun, tenaga listrik Rp34 triliun, konstruksi Rp20,9 triliun, jalan Rp15,9 triliun, telematika Rp14,7 triliun, perumahan rakyat &fasilitas kota Rp10,0 triliun, dan infrastruktur lainnya sebesar Rp10,8 triliun.
Sementara itu, kredit segmen retail perseroan tumbuh 10,52% yoy menjadi Rp246,6 triliun. Khusus segmen mikro, perseroan telah memberikan kredit senilai Rp102,4 triliun, tumbuh 23,0% dari tahun sebelumnya. Adapun kredit konsumer yang disalurkan Bank Mandiri pada tahun lalu mencapai Rp87,4 triliun, atau tumbuh 11,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sebagai realisasi komitmen pada tujuan pemerataan pembangunan, sepanjang tahun 2018 Bank Mandiri telah memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp17,58 triliun, atau mencapai 100,11% dari target. Secara kumulatif, hingga Desember 2018, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp65,91 triliun kepada lebih dari 1,25 juta debitur yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, perseroan ingin menumbuhkan bisnis perseroan secara berkesinambungan dengan memperkuat struktur pendanaan melalui peningkatan dana murah, menjaga pertumbuhan biaya operasional serta penyaluran kredit yang lebih prudent baik di segmen wholesale dan ritel.
“Hingga akhir tahun lalu, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun secara tahunan tumbuh 3,1%, mencapai Rp840,9 Triliun. Meskipun pertumbuhan tersebut cukup rendah, namun dari sisi sustainabilitas mengalami perbaikan, hal ini terlihat dari tingkat average balance DPK (bank only) yang tumbuh 7,2% YoY, hal ini sejalan dengan strategi perseroan yang mendorong pertumbuhan DPK agar lebih sustain,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (28/1/2019).
Sebagai upaya untuk terus meningkatkan penghimpunan dana masyarakat, Bank Mandiri terus mengembangkan jaringan elektronik perseroan untuk melengkapi 4.549 jaringan kantor cabang yang telah ada. Jaringan elektronik tersebut meliputi 18.291 mesin ATM, 221.927 mesin EDC, serta layanan internet banking, mobile banking dan call center 14000.
Untuk merealisasikan peran sebagai agent of development, Bank Mandiri juga terlibat aktif dalam penyaluran program bantuan sosial nasional. Pada Program Keluarga Harapan (PKH), Bank Mandiri telah menyalurkan bantuan sosial sebesar Rp 2,8 triliun kepada lebih dari 6,2 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.
Sedangkan program Bantuan Pangan non Tunai (BPNT) yang disalurkan perusahaan tercatat sebesar Rp504,3 miliar yang disalurkan kepada lebih dari 4,5 juta KPM. Adapun pelaksanaan program ini berhasil dilaksanakan dengan dukungan 127.423 agen branchless banking Bank Mandiri.
sumber Bisnis edit koranbumn