PT Petrokimia Gresik melalui produk inovasi pupuk NPK Phonska Plus memproyeksi akan meraup peningkatan penjualan hingga 50 persen sampai akhir tahun ini.
Perseroan mengklaim Phonska Plus telah mendapatkan sambutan luar biasa dari pasar di sektor agroindustri. Pupuk yang terbukti mampu mendongkrak produktivitas tanaman ini bahkan menjadi market leader pupuk NPK nonsubsidi retail pada tahun 2019 dengan pangsa pasar atau market share sebesar 27 persen.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengatakan jika melihat pertumbuhan penjualan NPK Phonska Plus pada tahun 2020 ini meningkat signifikan.
Sampai akhir tahun ini, penjualan Phonska Plus diprediksi meningkat hingga 50 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk itu, perusahaan menargetkan NPK Phonska Plus dengan formulasi 15-15-15 ini kembali mempertahankan posisi market leader di sektor pupuk nonsubsidi.
“Phonska Plus diperkaya dengan unsur hara mikro Zinc yang sangat diperlukan oleh tanaman. Berdasarkan laporan International Fertilizer Association (IFA), kandungan Zinc pada lahan pertanian di Indonesia menurun sangat signifikan. Oleh karena itu, NPK Phonska Plus merupakan solusi atas masalah pertanian di Indonesia saat ini,” katanya melalui siaran pers, Senin (2/11/2020).
Petrokimia Gresik selama ini dikenal sebagai pioneer NPK atau pupuk majemuk di Indonesia. NPK pernah menjadi masa depan baru bagi perusahaan dan pertanian di Indonesia. Bahkan, saat ini Petrokimia Gresik mampu menyediakan NPK dengan berbagai macam formulasi, mulai dari NPK Petro Nitrat hingga NPK Petro Ningrat.
Petrokimia Gresik juga berinovasi mengembangkan pupuk NPK dan organik cair Phonska Oca. Pupuk ini merupakan upaya perusahaan untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan melalui peningkatan produktivitas tanaman sekaligus perbaikan kondisi tanah.
Hal itu sangat penting mengingat berdasarkan data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) tahun 2018, setidaknya 70 persen dari 8 juta hektare lahan sawah di Indonesia kurang sehat. Artinya, sekitar 5 juta hektare lahan sawah memiliki kandungan bahan organik yang rendah.
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan pupuk anorganik dan pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang yang menyebabkan kandungan bahan organik dalam tanah terdekomposisi dan semakin sedikit.
“Untuk itu melalui produk ini, kami juga ingin meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya penggunaan pupuk organik, dalam hal ini adalah Phonska Oca,” ujarnya.
Atas kemampuannya dalam penguasaan teknologi pupuk majemuk, lanjut Dwi, Petrokimia Gresik juga mampu memproduksi NPK lebih dari 40 formulasi, dan 4 (empat) paten dalam produksi NPK, yang mana landasan riset Petrokimia Gresik antara lain kebutuhan pasar, keluhan pelanggan, kebijakan pemerintah, penugasan khusus dan studi literatur.
“Penguasaan teknologi ini dimiliki berkat dukungan kemampuan riset terbaik, dan fasilitas laboratorium yang lengkap,” ujar Dwi.
Penguasaan teknologi ini juga menjadi dasar bagi Petrokimia Gresik untuk mengembangkan produk non-pupuk lengkap, seperti probiotik, dekomposer, pestisida dan pembenah tanah.
Petrokimia Gresik juga menawarkan solusi benih bagi agroindustri hulu. Benih merupakan pendukung peningkatan produktivitas bagi pertanian. Beberapa produk benih yang telah dikembangkan adalah benih padi baik inbrida (Petro Seed) dan hibrida (Petro Hibrida), benih jagung (Petro Hi Corn), dan benih cabai (Petro Chili).
Sumber Bisnis, edit koranbumn