PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau yang kini dikenal sebagai Pertamina Gas Negara (PGN) berkomitmen mendorong pemanfaatan gas dalam transisi energi.
Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz menjelaskan, meskipun masih termasuk dalam energi fosil, gas tergolong energi bersih. Selain itu, dunia internasional pun kini ramai-ramai mulai menyatakan komitmen untuk mencapai Net Zero Emission baik itu pada 2050 maupun 2060 mendatang.
“Relatively semua negara-negara di dunia sepakati gas sebagai energi transisi. Jadi kalau ada mobil pakai Compressed Natural Gas (CNG), buangan knalpotnya sudah bersih,” kata Faris ditemui di Jakarta, Selasa (14/12).
Faris menambahkan, PGN memiliki sejumlah strategi untuk memaksimalkan pemanfaatan gas ke sejumlah sektor seperti rumah tangga, industri hingga pembangkit listrik dan kilang.
Sebagai contoh, untuk proyek kilang saat ini tercatat Kilang Balongan telah menggunakan suplai gas dari PGN. Penyaluran gas ke Kilang Balongan mencapai 10 BBTUD dan selanjutnya ditargetkan akan meningkat menjadi 30 BBTUD pada 2022-2023 mendatang.
Selain itu ada beberapa Kilang lain seperti Kilang Cilacap dan Balikpapan yang juga ditargetkan akan segera dipasok kebutuhan energinya berupa gas oleh PGN. Kontan mencatat, penyaluran gas PGN ke Kilang Cilacap direncanakan ramp up sampai dengan 111 BBTUD dengan kontrak 20 tahun ke depan.
Selain itu, PLN pun berkomitmen mendorong regasifikasi unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di 52 titik. Saat ini regasifikasi telah dilakukan di satu titik yakni PLTMG Sorong berkapasitas 50 MW. “Sektor kelistrikan, kalau ini nanti 1 atau 2 tahun terwujud dimana pembangkit PLN yang menggunakan solar di lokasi-lokasi kecil ini akan diregasifikasi gunakan LNG,” jelas Faris.
Faris memastikan, secara paralel upaya regasifikasi turut dilakukan di wilayah lainnya. Upaya mendorong pemanfaatan gas yang merupakan energi domestik ini pun diharapkan bisa membantu mengurangi angka impor energi khususnya LPG yang masih tinggi.
Sumber Kontan, edit koranbumn