PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menjamin optimalisasi pelayanan dan pasokan gas kepada konsumen seiring penguatan pondasi bisnis melalui akuisisi 51% kepemilikkan PT Pertamina Gas (Pertagas).
Dengan masuknya PGN ke dalam induk Pertamina selaku Holding BUMN Migas yang dilanjutkan dengan integrasi Pertagas kepada perseroan, memberikan ruang likuiditas dana ekspansi yang semakin tebal.
Selain itu, bersamaan dengan akuisisi akan menjadikan pasar gas lebih menjanjikan buat perseroan, sehingga ke depan ekspansi pasar hingga mancanegara bisa disasar lebih mudah.
Strategi akuisisi ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam pembentukan induk perusahaan energi. Segmen transmisi dan distribusi gas bagi PGN pun lebih terjamin dengan kepemilikkan langsung Pertagas.
Benefit lainnya, pembentukan holding pada akhirnya berkorelasi dengan integrasi 96% infrastruktur gas hilir. Dengan demikian, akan terdapat jaminan pasokan yang lebih meyakinkan baik yang berasal dari gas konvensional dan LNG untuk jangka panjang dan akan menjadi nilai lebih kepada konsumen. Tentunya, dengan segala keunggulan komparatif yang dimiliki, maka harga gas yang kompetitif kepada konsumen niscaya terjaga dalam masa mendatang.
Sementara itu, lewat akuisisi inipun, operasi penyaluran gas kepada konsumen akan lebih singkat dan terjamin. Sebagai contoh, skema penyaluran gas di Sumatera Utara, yang dilakukan dengan skema melibatkan jaringan transmisi Pertagas.
Gambarannya, gas diangkut dari sumber di Papua, Sulawesi maupun Kalimantan ke tempat liquifaksi dan selanjutnya akan diantar ke pipa transmisi Pertagas di Arun-Belawan. Dari sana, gas didistribusikan melalui jaringan pipa PGN sepanjang 627 km.
Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengungkapkan dalam pelayanan konsumen, khususnya untuk segmen industri dan komersial, perseroan senantiasa mempertimbangkan aspek ketersediaan, aksestabilitas, keterjangkauan, dan keberlanjutan. Terlebih, lanjutnya, untuk wilayah Sumatera Utara yang tengah menghadapi geliat pertumbuhan industri.
“Segala upaya kami arahkan untuk mengoptimalkan pasokan gas dan pelayanan konsumen di Sumatera Utara,” tegasnya.
Area operasi Sumatera Utara, khususnya Medan telah beroperasi sejak tahun 1985, dan merupakan salah satu pionir distribusi gas PGN. Tercatat hingga Agustus 2018, terdapat 19.495 pelanggan rumah tangga, 402 pelanggan kecil, dan 120 pelanggan industri maupun komersial.
Selama itu pula, pasokan gas diperoleh di antaranya dari Pertamina EP Lapangan Pangkalan Susu dan Lapangan Pantai Pakam Timur. Selain Pertamina, pasokan gas juga ditopang Triangle Pase Inc. yang bersumber dari Lhokseumawe, Aceh.
Pelanggan di Sumatera Utara mengandalkan gas PGN untuk keperluan industrial seperti operasional ketel pabrik, hingga keperluan rumah tangga. “Dengan adanya langkah strategis yang diambil perseroan, kami berkomitmen menjadikan pasokan gas sebagai pendorong kemajuan industri di Sumatera Utara,” tutup Rachmat.
Saat ini, PGN menguasai lebih dari 70% infrastruktur transmisi gas. Rinciannya, pipa transmisi ruas Grissik-Duri, Sumatera yang mencapai 536 km, Grissik-Batam-Singapura sepanjang 470 km, Pipa Transmisi SSWJ sepanjang 1.002 km, serta FSRU Jawa Barat, dan FSRU Lampung. Wilayah operasi PGN mencakup Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
Secara keseluruhan, gas PGN dimanfaatkan oleh berbagai segmen. Pipa sepanjang 7.000 km tersebut, telah digunakan oleh 1.520 pelanggan industri dan pembangkit listrik, 107.600 pelanggan rumah tangga, 1.850 pelanggan komersial mulai dari rumah sakit hingga mall.
Sumber PGN