PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) siap menjalankan mandat Pertamina untuk melaksanakan gasifikasi 52 Pembangkit Listrik PLN dengan kapasitas 1,69 giga Watt (GW).
Dalam keterangan resmi, Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan dengan kapabilitas dalam mengembangkan infrastruktur dan mengelola 96 persen infrastruktur hilir gas bumi. “PGN Grup telah mengembangkan Small Scale LNG yang bisa digunakan untuk memasok kebutuhan kelistrikan,” katanya, Minggu (1/3/2020).
Terkait proyek gasifikasi pembangkit, PGN optimistis dapat membantu pemerintah dalam peningkatan pemanfaatan gas bumi di sektor pembangkit yang akan meningkatkan efisiensi produksi listrik. Sesuai Keputusan Menteri ESDM No. 13/2020, total kapasitas pembangkit yang akan dicapai sebesar 1.697 MW dengan indikatif volume gas sebesar 167 BBTUD.
Mengingat target implementasinya diharapkan rampung dalam waktu 2 tahun ke depan, maka PGN akan melaksanakan penyediaan infrastruktur gas alam cair (LNG) dengan biaya investasi yang diperlukan diperkirakan sebesar USS2,5 miliar.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Syahrial Mukhtar mengatakan terdapat beberapa tahapan yang akan dilalui dalam implementasi Kepmen ini.
Tahap quick win ditargetkan dapat terealisasi pada tahun 2020 dengan salah satunya menggunakan ISO Tank untuk memenuhi kapasitas pembangkit sebesar 588 MW dengan indikatif volume gas sebesar 49.12 BBTUD untuk Krueng Raya, Nias, Tanjung Selor (Kalimantan Timur), Gilimanuk, Sorong dan Jayapura.
“Untuk wilayah lainnya seperti Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Papua Utara, Sulawesi dan Maluku, saat ini sudah memasuki fase tahap advance dimana Pembangkit dalam tahap konstruksi, komisioning, dan beroperasi,” katanya.
Di sisi lain, untuk wilayah Maluku Utara dan Papua Selatan saat ini telah memasuki fase Kajian bersama dengan PLN. Syahrial berharap, langkah strategis ini dapat memperkuat peran subholding gas dalam melayani kebutuhan gas bumi seluruh sektor dan mewujudkan mimpi Indonesia untuk mencapai bauran energi nasional.
Sebelumnya, terkait pendanaan proyek, PGN masih perlu berdiskusi dengan Pertamina. “Kami akan mencarikan dananya bersama Pertamina. Sumbernya dari mana nanti berikutnya kita bahas,” katanya.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan program konversi pembangkit tenaga listrik dari bahan bakar minyak (BBM) ke gas atau gasifikasi pembangkit listrik merupakan salah satu program quick win Kementerian ESDM yang ditargetkan selesai bertahap, paling lambat dalam 2 tahun.
“Dari 52 lokasi konversi pembangkit listrik tersebut, akan diselesaikan dalam jangka waktu 2 tahun, dan dibagi jadi 4 tahap. Untuk tahap pertama akan diselesaikan tahun 2020 ini sebanyak 5 lokasi pembangkit listrik dengan total kapasitas 430 MW,” ujarnya seperti yang dikutip dalam laman Kementerian ESDM, Minggu (1/3/2020).
Total 1,7 GW pembangkit tersebut, mayoritas pembangkit di Timur Indonesia. Dari total 1,69 GW, sekitar 77 persen kapasitas pembangkit berada di wilayah Timur Indonesia yaitu Maluku, Papua, Sulawesi, dan Bali Nusa Tenggara. Sementara itu, 33 persen berada di Nias dan Kalimantan.
“Indonesia Timur terus menjadi concern Pembangunan Pemerintah,” katanya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn