Untuk pembersihan di laut, PHE ONWJ mengerahkan beberapa kapal. Sebaliknya, pembersihan di pantai melibatkan nelayan dan masyarakat di pesisir pantai.
Selain itu, secara rutin PHE ONWJ juga melakukan flyover atau pemantauan dari udara untuk memetakan lokasi sisa tumpahan.
Saat ini, lanjut Hari, pihaknya bersama masyarakat telah membersihkan sisa ceceran minyak yang bercampur dengan pasirterutama di tiga desa, yakni Desa Cemarajaya, Pasir Putih (Desa Sukajaya), dan Tanjung Sari.
Perusahaan juga menyiagakan dan menambah personil oil spill combat team (OSCT) di lokasi panta untuk mempercepat pembersihan.
Tak hanya itu, PHE ONWJ juga terus melakukan pemantauan melalui laut dan udara mengikuti trajektori MOTUM (Model Tumpahan Minyak), termasuk fasilitas produksi PHE ONWJ dan area potensial lainnya.
Hal itu dilakukan untuk memastikan kondisi aman dan terkendali. Dalam tahapan ini, PHE ONWJ mengutamakan aspek keselamatan, kesehatan kerja, dan lindungan lingkungan. Patroli juga dilakukan secara rutin pada setiap fasilitas aset yang ada yang merupakan bagian dari standar prosedur operasi.
“Operasi PHE ONWJ kembali berjalan normal dengan mengalihkan alur minyak dari saluran pipa lainnya, sambil dilakukan perbaikan dan pengetesan sebelum kembali di alirkan. Diharapkan dalam waktu dekat pipa bisa dioperasikan kembali” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Karawang Endang Sodikin mengatakan dirinya prihatin dengan adanya kebocoran pipa minyak milik PHE ONWJ ini. Meski demikian, langkah cepat yang dilakukan perusahaan tersebut patut diapreasiasi.
“Kami sangat mengapresiasi, keseriusan dari Pertamina untuk menangani ceceran minyak ini,” ujarnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn