PT Pindad (Persero) bekerjasama dengan Dislitbangad melaksanakan mine blast test atau uji ledak ranjau terhadap tank medium pengembangan bersama Pindad dan FNSS Turki pada 12 Juli 2018 di Lapangan Tembak Pussenarmed, Batujajar dengan mengacu pada standar internasional. Acara dihadiri oleh Wakil Kepala Staf TNI AD (Wakasad) Letjen TNI Tatang Sulaiman, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kementerian Pertahanan, Bondan Tiara Sofyan, perwira tinggi TNI, Polri, instansi pemerintah seperti Kementerian BUMN, Kemenristek Dikti, BPPT, Bappenas dan insitusi kampus seperti ITB, ITS, UGM, Universitas Brawijaya, Universitas Pertahanan, dan para praktisi/ahli di bidang kendaraan tempur dan pengujian kendaraan tempur, serta stakeholder lain. Pengujian ini merupakan rangkaian kegiatan National Seminar on Mine Blast Test for Medium Tank yang diselenggarakan pada 13 Juli 2018 di Grha Pindad Bandung.
Kegiatan National Seminar of of Mine Blast Test for Medium Tank dilakukan sebagai sarana untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam dan komprehensif tentang perancangan dan pengujian perlindungan kendaraan tempur terhadap ledakan ranjau sesuai standar internasional STANAG 4569. Uji ledak yang dilakukan sesuai kriteria kebutuhan pengguna ini merupakan bagian dari penyelesaian kontrak Joint Production Tank Medium Pindad dengan Kementerian Pertahanan. Kegiatan ini juga merupakan sarana untuk sosialisasi dan pengenalan mine blast testkepada para pengguna dan praktisi/ahli.
Uji ledak ranjau ini merupakan yang pertama di Indonesia yang dilakukan terhadap produk Tank Medium. Besaran ranjau yang diledakkan adalah sebesar 8 kg TNT di bawah hull dan 10 kg TNT di track. Maksud peledakan pada dasarnya untuk verifikasi desain sesuai level proteksi ranjau yang ditetapkan TNI AD dan menguji kemampuan kendaraan dalam melindungi awak kendaraan dari ancaman ranjau yang ditetapkan dalam standar, sehingga awak didalamnya tidak mengalami luka atau cidera fatal yang menyebabkan kematian. Untuk mensimulasikan awak kendaraan maka dipasang sebuah manekin khusus (crush test dummy) yang dilengkapi sensor untuk mengukur daya rusak akibat ledakan, sehingga besaran cedera terhadap personil didalamnya dapat diketahui dan diukur sesuai standar.
Wakasad mengungkapkan kebanggaannya karena industri dalam negeri mampu menghadirkan Tank Medium yang dalam prosesnya diikuti oleh TNI AD sebagai pengguna yang senantiasa memberikan masukkan untuk perbaikan.
“Kita dari TNI AD tentunya ikut bangga bahwa dari dalam negeri dalam hal ini Pindad bisa melangkah lebih jauh untuk bisa menghadirkan tank dalam kelas medium. TNI AD nanti sebagai user yang akan menggunakan, oleh karena itu kita harus menyaksikan ini secara langsung utnuk kepentingan kita semua,” ujar Tatang Sulaiman.
Tank Medium merupakan program pemerintah yang termasuk pada 7 pengembangan strategis Kementerian Pertahanan untuk meningkatkan kemampuan BUMNIS agar dapat bersaing dengan industri pertahanan luar negeri. Kehadiran Tank Medium merupakan bukti kemampuan industri pertahanan dalam negeri menghasilkan produk inovatif berteknologi tinggi dalam mendukung kemandirian alutsista menjaga kedaulatan NKRI.
Abraham Mose mengatakan tahapan selanjutnya Tank Medium dipersiapkan untuk serangkaian uji sertifikasi bersama TNI AD. Setelah mendapat sertifikat lulus uji coba dari TNI AD, maka dilanjutkan pada tahapan produksi untuk memenuhi kebutuhan modernisasi Tank Medium di TNI AD dan pasar ekspor.
“Setelah blasting test kemudian ada uji lintas lagi, lalu ada sertifikat, kemudian baru kita siap masuk mass production, kita usahakan di akhir tahun ini,” ujar Abraham. (ryan)
Sumber Situs Web PINDAD