PT PLN (Persero) berhasil membukukan 119,651 GWh pada semester I/2020 atau meningkat dari kinerja paruh pertama tahun lalu sebesar 118,522 GWh.
Hal ini menjadikan pendapatan dari penjualan listrik PLN masih bertumbuh 1,5 persen atau Rp1,96 triliun dari Rp133,45 triliun pada semester I/2019 menjadi Rp135,41 triliun pada semester tahun berjalan.
“Semua ini diperoleh dengan tarif tenaga listrik yang tidak mengalami perubahan sejak 2017 . Secara keseluruhan, sepanjang semester I/2020 perseroan mampu membukukan pendapatan usaha Rp139,78 triliun atau meningkat 1,6 persen dibandingkan semester pertama tahun lalu,” ujar Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Agung Murdifi dalam keterangan resminya, Selasa (28/7/2020).
EBITDA perusahaan semester I/2020 senilai Rp35,29 triliun dengan EBITDA margin sebesar 21,4 persen.
Agung mengatakan, peningkatan penjualan listrik didukung oleh pertumbuhan jumlah pelanggan. Sampai dengan akhir Juni 2020 pelanggan PLN telah mencapai 77,19 juta atau bertambah sebanyak 3,59 juta pelanggan dari posisi akhir Juni 2019 sebesar 73,6 juta pelanggan.
Untuk meringankan beban kelompok masyarakat yang paling terdampak pandemi, pemerintah memberikan stimulus dalam bentuk keringanan biaya listrik kepada pelanggan PLN daya 450 VA dan 900VA bersubsidi.
Sementara itu, untuk pertumbuhan infrastruktur ketenagalistrikan sampai dengan Juni 2020, perusahaan telah menambah kapasitas terpasang pembangkit sebesar 1.285,2 megawatt (MW). Jaringan transmisi khususnya untuk evakuasi daya pembangkit yang telah beroperasi mengalami peningkatan sepanjang 950,9 kilometer sirkit (kms), dan penambahan kapasitas Gardu Induk sebesar 2.890 Mega Volt Ampere (MVA).
Disisi lain, upaya efisiensi biaya operasional terus dilakukan khususnya biaya pemakaian bahan bakar. Untuk periode semester I/2020 lebih rendah dibandingkan periode semester I/2019. BPP semester I/2020 adalah Rp1.368 per kWh, lebih rendah Rp21 dibanding BPP di periode yang sama lalu, yakni Rp1.389 per kWh.
Sumber Bisnis, edit koranbumn