PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. tengah melakukan penawaran awal atau bookbuilding obligasi dan sukuk ijarah berkelanjutan dengan jumlah total keduanya mencapai Rp3,5 triliun.
Berdasarkan data yang diterima Bisnis.com, Kamis (30/8/2018), Perusahaan Listrik Negara (PLN) kembali membidik dana segar dari pasar modal melalui penawaran umum obligasi dan sukuk ijarah berkelanjutan III Tahap II Tahun 2018 dengan target dana sebanyak-banyaknya Rp2,5 triliun.
Surat utang yang ditawarkan oleh PLN mendapatkan peringkat AAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Proses penawaran awal atau bookbuilding dilakukan pada 30 Agustus 2018 sampai dengan 13 September 2018.
Jumlah pokok yang dibidik oleh korporasi setrum milik negara itu sebanyak-banyaknya Rp1,5 triliun untuk obligasi. Sementara, dana yang diincar melalui sukuk ijarah senilai Rp1 triliun.
Adapun, PLN menawarkan surat utang dengan rentang tenor 5 tahun—20 tahun. Secara detail, seri bertenor lima tahun memiliki indikasi kisaran kupon 7,80%—8,65%.
Kedua, seri bertenor tujuh tahun dengan indikasi kupon 8,00%—9,00%. Ketiga, seri bertenor 10 tahun dengan indikasi kupon 8,30%—9,10%.
Keempat, seri bertenor 15 tahun dengan indikasi kupon 8,50%—9,30%. Terakhir, seri bertenor 20 tahun dengan indikasi kupon 8,50%—9,65%.
Sampai berita ini diturunkan, Manajemen PLN belum memberikan penjelasan mengenai penawaran tersebut. Namun, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Edwin Hidayat Abdullah membenarkan rencana tersebut.
“Untuk kebutuhan investasi [PLN] karena yang refinancing sudah melalui obligasi global semester lalu,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (30/8).
Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Shastia Hadiarti mengatakan saat ini Obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) III Tahap III Tahun 2018 tengah memasuki tahap penawaran awal atau bookbuilding. Proses tersebut berlangsung dari 20 Agustus 2018 hingga 4 September 2018.
“Nominal yang kami tawarkan kepada investor Rp2 triliun dan untuk dananya kami harapkan dapat diterima akhir September 2018,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (30/8/2018).
Berdasarkan publikasi Indo Premier Sekuritas, yang dikutip Kamis (30/8/2018), emiten berkode saham WSKT itu menawarkan obligasi ke dalam dua seri yakni A dan B. Untuk Seri A, tingkat bunga obligasi yang ditawarkan 8,50%—9,25% per tahun dengan jangka waktu tiga tahun.
Adapun, Seri B ditawarkan dengan tingkat bunga 9,00%—10,00% per tahun dengan jangka waktu lima tahun. Pembayaran bunga obligasi dilakukan setiap tiga bulan.
Surat utang tersebut mendapatkan peringkat A- dari Fitch Ratings Indonesia. Rencananya, pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 26 September 2018.
Sumber Bisnis.com