PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengelola sisa pembakaran batu bara PLTU Suralaya untuk bahan baku kontruksi. PLN mengelola Fly Ash Bottom Ash (FABA) tersebut menjadi barang ekonomis.
General Manager PT Indonesia Power Suralaya Power Generation Unit Rahmad Handoko mengungkapkan, seluruh FABA dimanfaatkan baik untuk kegiatan produksi batu bata, bahan baku produksi untuk semen, beton maupun kegiatan hilirisasi lainnya.
“Harapannya setelah delisting pemanfaatan lebih masal shingga tidak jadi beban biaya malah harapan dua tahun ke depan sudah ada nilai ekonomi,” kata Rahmad ditemui di Pabrik Pemanfaatan FABA PLTU Suralaya, Rabu (20/4/2022).
Asal tahu saja, pemerintah sebelumnya telah mengkategorikan FABA menjadi limbah non Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sesuai Peraturan Pemerintah (PP) 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Meski terus mendorong pemanfaatan FABA, Rahmad memastikan pengolahan FABA juga tetap dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan.
Sementara itu, Direktur Operasi 1 PT Indonesia Power M Hanafi Nur Rifa’i mengungkapkan, FABA juga diolah untuk bahan konstruksi Proyek PLTU Jawa 9-10 yang tengah berlangsung. “Kami sudah kerjasama dengan PLTU 9-10 untuk (pemanfaatan) bottom ash dari PLTU Suralaya,” terang Hanafi.
Hanafi menjelaskan, bottom ash digunakan sebagai bahan campuran dasar konstruksi untuk proyek tersebut. Total kebutuhannya mencapai 100 juta ton.
Sumber Republika, edit koranbumn