PT PLN (Persero) optimistis konsumsi listrik akan tumbuh setidaknya mencapai 2 persen pada tahun ini.
Direktur Perencanaan Koporat PLN M. Muhammad Ikbal Nur mengatakan bahwa konsumsi listrik sepanjang 2020 tidak mengalami pertumbuhan atau stagnan akibat pandemi Covid-19.
“Kebutuhan listrik terus terang memang tidak mengalami pertumbuhan seperti yang kami harapkan setiap tahunnya. Pandemi Covid ini tidak membuat pertumbuhan PLN negatif terlalu banyak, boleh dikatakan flat,” ujar Ikbal dalam acara Energy Outlook CNBC secara virtual, Kamis (4/2/2021).
Konsumsi listrik pada segmen pelanggan industri tercatat mengalami penurunan akibat diberlakukannya pembatasan sosial skala besar (PSBB) sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Namun, konsumsi listrik pada segmen pelanggan rumah tangga tumbuh di atas rata-rata.
Meski konsumsi listrik stagnan, dia memastikan bahwa kegiatan investasi PLN, seperti penambahan pembangkit, pembangunan transmisi, gardu induk, dan jaringan distribusi, tetap berjalan.
Untuk 2021, kata Ikbal, pertumbuhan konsumsi listrik akan sangat bergantung pada pemulihan ekonomi nasional. Pertumbuhan konsumsi listrik diproyeksikan akan berada pada rentang 2—4 persen.
“Kalau pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi 4—5 persen, pertumbuhan listrik PLN bisa di kisaran itu. Namun, kalau pandemi covid bisa lebih menurunkan skenario pertumbuhan ekonomi, kami punya skenario yang sedikit lebih pesimistis dengan target pertumbuhan kurang lebih 2 persen pada 2021,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, konsumsi listrik sepanjang 2020 mencapai 242,6 terrawatt hour (TWh) atau turun 0,19 persen bila dibandingkan dengan realisasi konsumsi pada 2019 yang mencapai 243,06 TWh.
Sumber Bisnis, edit koranbumn