PT PLN (Persero) siap memasok kebutuhan listrik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V sebesar 9,3 MW. Langkah kerja sama ini merupakan sinergi dua BUMN untuk menonaktifkan pembangkit Captive Power milik PTPN V.
Direktur Bisnis Regional Sumatera Kalimantan PLN Adi Lumakso memastikan PLN akan memasok kelistrikan untuk dua pabrik kelapa sawit milik PTPN V dengan pasokan yang andal. Kerja sama ini, kata Adi bisa menjadi win win solution bagi kedua BUMN. PTPN V mampu mengantongi penghematan biaya operasional, sedangkan serapan listrik dari PLN bisa meningkat dengan PTPN V beralih ke listrik PLN.
Adi menjelaskan dengan memakai listrik PLN, maka PTPN V dibanderol tarif industri yang per kWh nya sebesar Rp 1.090,78. “1 kWh listrik ini setara 0,2845 liter BBM atau Rp 6.372 per kWh, dengan harga BBM Industri sekitar sekitar Rp 22.400 per liter. Jadinya dari sisi harga energi listrik lebih efisien belum lagi dari sisi lainnya seperti maintenance,” ungkap Adi.
Adi menjelaskan saat ini daya mampu sistem kelistrikan di Riau sebesar 1.153 MW, dengan cadangan sebesar 192 MW. “Kondisi kelistrikan ini sangat cukup dan siap untuk mendukung pertumbuhan sektor industri di Riau,” ujar Adi.
Direktur PTPN V Jatmiko K Santosa mengatakan, langkah ini merupakan sinergi antar BUMN untuk menekan biaya operasional perusahaan. Jatmiko menjelaskan dengan beralihnya 2 Pabrik Kelapa Sawit ke listrik PLN, maka PTPN V dalam meningkatkan efisiensi biaya sebesar Rp 14,5 miliar per tahun.
Jatmiko menambahkan, PTPN V akan mengalokasikan listrik dari PLN ini untuk Pabrik Kelapa Sawit Sei Buatan di Siak dan Tanah Putih di Rokan Hilir. Kerja sama ini akan terus berlanjut sesuai dengan rencana PTPN V membuat 100 persen konektivitas aliran listrik dari PLN.
“Selanjutnya pada tahun 2023, kami berencana menambah konektivitas listrik PLN di 57 lokasi masing-masing 49 perumahan afdeling, 2 perumahan emplasment dan 5 perumahan pabrik. Dan pada tahun 2023, tahun depan juga dilengkapi konektivitas listrik PLN di 10 unit pabrik kelapa sawit,” tambah Jatmiko.