PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memastikan serapan batubara untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik masih berjalan lancar.
Direktur Energi Primer PLN Rudy Hendra Prastowo mengungkapkan, pihaknya berfokus untuk memastikan kelancaran pasokan dapat terjaga. “(Serapan) masih berjalan lancar. Angka relatif, bergantung ketersediaan stok masing-masing PLTU,” kata Rudy
Kendati demikian, Rudy belum merinci lebih jauh besaran serapan batubara saat ini dan proyeksi hingga tutup tahun.
Setiap PLTU memiliki kebutuhan batubara dengan spesifikasi yang berbeda. Rudy bilang setiap PLTU pun memiliki tingkat ketersediaan yang bervariasi. Yang pasti, setiap PLTU masih memiliki stok sesuai dengan kebutuhan. “Relatif terhadap jarak, pembebanan dan fasilitas unloading dalam optimasinya,” tegas Rudy.
Sementara itu, menanggapi permintaan sejumlah pelaku usaha untuk evaluasi harga patokan DMO batubara, pihaknya mengikuti regulasi yang ditetapkan pemerintah.
“Kita mengikuti regulasi dari pemerintah, dalam hal ini (Direktorat Jenderal) Minerba. Semoga dapat diikuti oleh semua pemasok dengan baik,” terang Rudy.
Asal tahu saja, pada tahun 2020 lalu DMO ditargetkan mencapai 155 juta ton dimana realisasinya hanya mencapai 132 juta ton. Adapun dari besaran tersebut sekitar 105 juta ton digunakan untuk kebutuhan pembangkit dalam negeri.
Merujuk data Kementerian ESDM, dari target 109 juta ton untuk kebutuhan kelistrikan sepanjang tahun 2020 maka realisasinya hanya mencapai 96% atau setara 104,8 juta ton. Dari besaran tersebut, kebutuhan PLN mencapai 65 juta ton dan Independent Power Producer (IPP) sebanyak 39,8 juta ton
Sumber Kontan, edit koranbumn