PT PLN (Persero) segera membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi atau PLTP Mataloko berkapasitas 20 megawatt di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Pembangunan pembangkit ramah lingkungan itu diperkirakan menelan biaya Rp101,8 miliar.
“Pembangunan PLTP Mataloko merupakan bentuk komitmen PLN dalam mendukung upaya pemerintah meningkatkan peran EBT [energi baru terbarukan] pada bauran energi nasional yang ditargetkan mencapai 23 persen di 2025,” kata General Manager Unit Induk Pembangunan (UIP) PLN Nusa Tenggara Joshua Simanungkalit melalui siaran pers, Rabu (14/7/2021).
Dia menjelaskan, saat ini tahapan prakonstruksi sudah dilakukan. Kegiatan pada tahap ini berupa persiapan pengadaan lahan dan pengurusan izin.
“Sesuai dengan ketentuan, aturan, dan undang–undang yang berlaku, saat ini kami sedang melaksanakan proses pengajuan izin penetapan lokasi kepada Pemerintah Provinsi NTT [Nusa Tenggara Timur] dan progres sampai dengan saat ini masih on the track,” katanya.
PLTP Mataloko sendiri merupakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang masuk ke dalam program 35.000 megawatt (MW). Program ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) di wilayah tersebut.
“Pembangkit yang dibangun di atas lahan seluas 210.700 meter persegi ini ditargetkan beroperasi komersial pada 2024,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan EBT di Tanah Air, PLN juga akan memulai persiapan pembangunan PLTP Ulumbu dan PLTP Atadei di NTT.
Pembangunan sejumlah pembangkit ramah lingkungan ini merupakan salah satu upaya PLN mengurangi penggunaan energi fosil.
“PLN melihat pengembangan energi panas bumi yang signifikan harus segera dimulai dan diwujudkan. Dengan demikian, kita mampu menciptakan ketahanan energi melalui renewable energy secara berkesinambungan,” kata Joshua.
Saat ini, proses pembangunan PLTP Mataloko telah mengantongi izin prinsip, izin kesesuaian tata ruang (RTRW), UKL – UPL eksplorasi, dan izin lingkungan efektif dari pemerintah daerah setempat.
Rencananya, lapangan pengembangan ini akan terdiri dari 6 area, yakni well pad area sejumlah empat titik, laydown area, dan access road.
Sumber Bisnis, edit koranbumn