PLN terus mendorong penggunaan energi rendah karbon yang ramah lingkungan, khususnya dengan memanfaatkan energi baru terbarukan dalam penyediaan energi listrik.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan bahwa PLN memiliki beberapa strategi untuk mendorong penggunaan energi baru terbarukan, yaitu dengan co-firing pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang telah beroperasi, program konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) menjadi pembangkit listrik tenaga (PLT) biomassa, pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung dengan memanfaatkan bendungan-bendungan yang sudah ada untuk membangkitkan listrik.
“Kam berinovasi dan memanfaatkan potensi-potensi yang ada guna meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan,” ujarnya melalui siaran pers, Sabtu (25/7/2020).
Selain itu, co-firing juga dikembangkan oleh PLN di beberapa PLTU, seperti PLTU Paiton berkapasitas 2×400 megawatt (MW) menggunakan olahan serbuk kayu, PLTU Ketapang berkapasitas 2×10 MW dan PLTU Tembilahan berkapasitas 2×7 MW menggunakan olahan cangkang sawit.
Co-firing dilakukan dengan mencampurkan olahan tersebut sebesar 5 persen dari total kebutuhan bahan bakar, sedangkan untuk konversi dari PLTD ke PLT biomassa, PLN mencatat terdapat 1,3 Gigawatt PLTD yang dapat dikonversi menjadi PLT biomassa.
PLN juga mendorong pembangunan PLTS Terapung berkapasitas besar dengan memanfaatkan bendungan-bendungan yang ada di Indonesia.
Zulkifli mencontohkan pada Januari 2020, PLN telah menandatangani kontrak jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) dengan Konsorsium PT PJBI-Masdar untuk membangun PLTS Terapung di Cirata, Jawa Barat dengan total kapasitas mencapai 145 MW. Pembangunan PLTS ini akan dimulai pada awal 2021 dan akan menjadi PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.
“Kami berhasil mendapatkan tarif EBT yang murah yaitu sebesar US$0,058/kWh. Ke depan kami akan mendorong pembangkit seperti ini dan pastinya dengan harga yang lebih murah,” katanya.
Saat ini, PLN juga mengembangkan renewable certificate energy (REC). REC akan ditawarkan kepada pelanggan yang memiliki komitmen penggunaan EBT jika setiap penggunaan 1 MWH EBT akan mendapatkan 1 unit REC.
Sumber Bisnis, edit koranbumn