Tak sekadar memasok listrik ke penjuru nusantara, PLN juga memastikan keandalannya agar bermanfaat bagi roda perekonomian. Komitmen tersebut terlihat pada Pembangkit Listrik Tenaga Mesin dan Gas (PLTMG) berkapasitas 50 Mega Watt (MW) yang berlokaso di Desa Nii Tanasa, Kecamatan Lalonggasumeeto, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
“Pasca Tol Listrik Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) terinterkoneksi, PLTMG Nii Tanasa kini berperan sebagai blackstart dan peaker bagi sistem kelistrikan sehingga menjadi lebih baik dan stabil,” terang Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo.
Menurutnya, pembangkit ini mampu memikul beban puncak, dan menjaga keandalan listrik di Kota Kendari pada khususnya dan Sistem tol listrik sulbagsel pada umumnya.
Perlu diketahui, Tol Listrik Sulbagsel merupakan kesatuan sistem interkoneksi kelistrikan yang kini memasok listrik bagi 4 (empat) provinsi, yakni Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.
“Dengan cadangan daya sebesar 868 MW di sistem kelistrikan Sulbagsel, PLN semakin siap mendorong roda ekonomi dan sambut baik investasi setempat,” pungkas Darmawan.
Dirinya menjabarkan, sistem kelistrikan Sulbagsel memiliki daya mampu sebesar 2.269 MW dengan beban puncak sebesar 1.401 MW, sehingga memiliki cadangan daya sebesar 868 MW.
Di Sultra saat ini, terdapat 3 (tiga) perusahaan smelter yang akan dipasok listrik oleh PLN, yakni, PT Ceria Nugraha Indotama dengan kapasitas 412 Mega Volt Ampere (MVA), PT Bintang Smelter dengan kapasitas 100 MVA dan PT Macika Mineral Industri dengan kapasitas 5 MVA.