Tahun ini Kementerian Sosial akan menyalurkan Bantuan Sosial Tunai (BST) melalui PT Pos Indonesia dengan target 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Penyaluran dilakukan secara bertahap.
Penyaluran BST di tengah situasi PPKM Darurat di Pulau Jawa dan Bali. Menyadari keterbatasan mobilitas masyarakat, Pos Indonesia menyalurkan BST secara door to door (mendatangi langsung ke rumah) KPM.
Cara ini juga untuk mencegah kerumunan saat pembagian BST. “Dalam penyalurannya, Pos Indonesia bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Satgas Covid-19, dan pihak keamanan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan,” ucap Direktur Bisnis Jaringan dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia, Charles Sitorus, dalam keterangan tertulis, Senin (19/7).
Menurut Charles, untuk mengejar target penyaluran BST kepada 10 juta KPM tahun ini, Pos Indonesia menambah jumlah tenaga penyalur dan bantuan komunitas. Tenaga penyalur yang mendatangi rumah KPM dipastikan telah divaksin covid-19.
Dalam hal validitas data KPM, Pos Indonesia melakukan pembaruan data secara berkala kepada Kemensos. “Kami punya kesepakatan dengan Kemensos, setiap hari jika ada data yang tidak valid akan dikembalikan ke Kemensos. Data setiap sebulan sekali berubah karena ada pergeseran, penambahan, maupun pengurangan,” ujar Charles.
Kemensos dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bersama-sama mengawal validitas data PKM. memastikan kesesuaian jumlah, dan ketepatan waktu penyaluran BST.
“BPKP dari sisi akuntabilitas meyakinkan bahwa prosedur yang dijalankan oleh Kemensos benar-benar disosialisasikan oleh lembaga di bawahnya termasuk provinsi, hingga tingkat paling bawah. Kemudian dikomunikasikan dengan mitra yang menyalurkan,” ucap Kepala Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta, Samono.
Untuk penyaluran BST kali ini, KPM menerima uang Rp 600.000, untuk alokasi bulan Mei dan Juni lalu. Aatau penyaluran BST untuk tahap 14 dan 15.
Sumber Kontan, edit koranbumn