Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masuk sebagai investor bagi platform pembayaran LinkAja. Salah satunya adalah PT Taspen (Persero).
Menurut Direktur Utama Taspen Antonius Steve Kosasih, bisnis layanan pembayaran digital seperti LinkAja masih potensial dan mempunyai keunggulan kompetitif (competitive advantage) menjadi alasan utama perusahaan masuk ke LinkAja.
Terlebih, LinkAja merupakan sistem pembayaran yang juga dimiliki BUMN. Ada sebanyak 10 BUMN menjadi pemegang saham LinkAja, seperti Telkom Group, Bank Mandiri, BRI, BNI, Pertamina, Jiwasraya, Danareksa, Kereta Api Indonesia, Jasa Marga dan Taspen.
“Kan ada banyak competitive advantage yang dimiliki BUMN tapi tidak dimiliki banyak bisnis lain,” kata lelaki yang akrab disapa Steve, kepada Kontan.co.id, Sabtu (7/3).
Jika BUMN semakin kompak, saling mendukung serta dibarengi pemenuhan ketentuan regulasi maka bisa mengerek bisnis LinkAja. Dengan begitu, prospek bisnis LinkAja diperkirakan masih cerah.
Diketahui, LinkAja baru saja merampungkan pendanaan seri A pada akhir tahun lalu dengan melibatkan 10 BUMN sebagai investor. Setelah itu, diperkirakan akan ada penggalangan seri B yang terbuka bagi pihak swasta namun belum bisa dipastikan kapan. Dengan pendanaan terbaru tersebut maka jumlah investor LinkAja berpotensi bertambah.
Sumber Kontan , edit koranbumn